Rabu, 17 April 2013
Kamis, 11 April 2013
TERMINAL DAGO
HASIL STUDI DAN
PEMBAHASAN
4.1 Zona yang dilewati (ruas jalan)
. Rute
angkutan kota trayek St
Hall - Dago adalah sebagai berikut :
a.
Berangkat dari
Terminal St Hall
Lintasan yang dilalui angkutan
umum trayek St Hall - Dago dari St Hall ke Dago meliputi : Terminal St Hall –
Jl.Suniaraja – Jl. Otista – Jl. Stasiun Timur – Jl. Viaduct – Jl. Perintis
Kemerdekaan – Jl. Wastukencana – Jl. Aceh – Jl. Sulawesi – Jl. Seram – Jl. RE
Martadinata – Jl. Ir.H.Juanda – Terminal Dago
b.
Berangkat dari
Terminal Dago
Lintasan yang dilalui angkutan umum
trayek St Hall - Dago dari Dago ke St Hall meliputi : Terminal Dago –
Jl.Ir.H.Juanda – Jl.Sultan.Agung – Jl.Tirtayasa – Jl.RE Martadinata – Jl.
Merdeka – Jl. Perintis Kemerdekaan – Jl. Braga – Jl. Viaduct – Jl. Kebon Jukut
– Jl. Otista – Jl. Kebon Kawung – Jl. HOS.Cokroaminoto (Jl.Pasir Kaliki) – Jl.
Kebon Jati – Terminal St H
4.2. Tarif terjauh
Dalam
penggunaan tarif, biasanya di perhitungkan melalui beberapa zona yang
terlewati, dan tarif terjauh Dago –
St.Hall seharga Rp. 3500,00.
4.3. Ruas jalan yang tinggi pertemuan dengan angkutan lainnya
Ruas jalan yang gemuk
atau pun bisa disebut tinggi angka pertemuan dengan trayek lainnya ini,
biasanya berdampak kemacetan, dan untuk ruas trayek Dago-St.Hall, berada di
beberapa titik, diantaranya :.
Ada juga jenis hambatan yang sering terjadi di
sepanjang jalur trayek St.Hall-Dago ini, antara lain:
a) Kemacetan,
karena sampel yang diambil dalam menempuh perjalanan pada jam sibuk, tentu kemacetan lalu-lintas tidak dapat dihindari. Selain
karena jumlah kendaraan yang padat,juga karena ulah dari supir-supir angkutan
kota yang berhenti sembarangan, sehingga menutupi sebagian badan jalan
b) Lampu
lalu lintas,pada trayek St.Hall-Dago ini sendiri melewati beberapa lampu lalu
lintas yang waktu untuk lampu hijaunya terbatas sehingga membuat laju kendaraan
terhambat.
c) Tempat
pemberhentian atau naik turunnya penumpang yang sembarangan/tidak pada
tempatnya, dapat menyebabkan terjadi kemacetan. Berbeda dengan bus, angkot
dapat menurunkan penumpang sesuai permintaan penumpang, angkot tidak mempunyai
tempat pemberhentian khusus selain terminal.
d) Perlintasan
kereta api, sebelum mencapai terminal St.Hall, kendaraan melewati perlintasan
kereta api dimana ketika jam sibuk ditambah ada kereta yang akan melintas pasti
terjadi kemacetan.
4.4. Kelas Terminal dan Jaringan.
Terminal
Dago termasuk terminal kelas C, dan mempunyai jaringan trayek, diantaranya :
-
Dago : Abdul Muis
-
Dago : Caringin
-
Dago : Riung Bandung
-
Dago : St.Hall
Untuk Terminal St.Hall termasuk terminal kelas C,
dan mempunyai jaringan trayek, diantaranya :
-
St.Hall : Ciumbuleuit
-
St.Hall : Lembang
-
St.Hall : Cimahi
-
St.Hall : Dago
4.5. Potensi Demand
Untuk
potensi demand
khususnya pada trayek Dago – St.Hall, terlihat sedikit sepi, di
karenakan jumlah armada trayek yang hampir 100 unit dan itu terlalu gemuk untuk jarak rute 10 km.
Terkecuali kebutuhan supply cukup
terpenuhi oleh demand pada jam-jam
tertentu seperti jam berangkat kerja, istirahat siang dan pulang kerja.
Rabu, 27 Maret 2013
Selasa, 26 Maret 2013
TRANSPORTASI
STUDI
WAKTU TEMPUH DAN HAMBATAN PERJALANAN
ANGKUTAN
UMUM DI KOTA BANDUNG
Studi Kasus :Angkutan Umum (DAMRI) Trayek Terminal
Leuwi Panjang – Terminal Ledeng
TUGAS
AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Perencananaan Jalan dan Jembatan
Dosen :
Drs. Supratman Agus, MT
Drs. Sudjani,
M.Pd.
Oleh:
SUDARTO
(0900240)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
DAFTAR
ISI
DAFTAR
ISI.................................................................................................................... i-
ii
Bab
I PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang masalah.................................................................................... 1
1.2
Lokasi Studi..................................................................................................... 1
1.3
Lingkup Studi................................................................................................... 2
1.4
Maksud dan Tujuan studi................................................................................. 4
1.5
Diagram alir pelaksanaan survey...................................................................... 7
Bab II Kajian Pustaka
2.1 Kajian Umum.................................................................................................... 8
2.3 Kinerja trayek angkutan umum perkotaan....................................................... 11
2.4 Perencanaan
Sistem operasi lintasan rute......................................................... 11
2.4 Sistem Pentarifan Angkutan Umum Penumpang............................................ 11
2.5 Gambaran
Umum PERUM DAMRI ( Sejarah Perusahaan dan Operasi Perusahaan) 12
2.6 Trayek.............................................................................................................. 17
2.7 Trayek Dan Rute DAMRI............................................................................... 20
Bab
III Metode Pelaksanaan Studi.................................................................................. 23
3.1
Pengertian........................................................................................................ 23
3.2
Tujuan Survey.................................................................................................. 23
3.3
Lokasi pelaksanaan.......................................................................................... 23
3.4
Waktu Pelaksanaan Survey.............................................................................. 24
3.5
Peralatan Survey.............................................................................................. 24
3.6
Tahapan Survey............................................................................................... 24
3.7
Data Primer...................................................................................................... 24
3.8
Data Sekunder................................................................................................. 24
Bab
IV Hasil Studi Dan Pembahasaan.............................................................................. 25
4.1 Jenis Jenis hambatan
perjalanan (opertor ,jalan dan lampu lalu lintas)............. 25
4.2 Hambatan Perjalanan
Karena Unsur Operator Angkutan Kota (Angkot)....... 26
4.3 Lokasi titik simpu pejalan angkot.................................................................... 26
4.4 Analisa waktu tempuh perjalanan (
pulang pergi )........................................... 27
4.5 pembahasaan hasil studi................................................................................... 31
Bab
V Kesimpulan Dan Rekomendasi.............................................................................. 32
DAFTAR
PUSTA............................................................................................................. 33
LAPIRAN......................................................................................................................... 34
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Survey lalu
lintas merupakan bagian dari studi transportasi yang bertujuan untuk memperoleh
dan mengumpulkan data dari kejadian yang ada dilapangan, jaringan jalan dan
moda transportasi menjadi pilihan utama aktifitas transportasi, seiring dengan
peningkatan jumlah aktifitas interaksi menusia menjadi salah satu kendala dalam
bidang transportasi saat ini, untuk itu, survei asal tujuan transportasi nasional
diharapkan mampu menjadi landasan dalam merencanakan dan membuat kebijakan
dalam bidang transportasi.
Hal ini juga
berhubungan dengan tingkat kepadatan dijalan, dimana kebanyakan orang memilih
menggunakan kendaraan pribadi, padahal moda atau alat transportasi sangat
menunjang tingkat efisiensi stok BBM yang sekarang semakin menipis, survey ini
menjelaskan bahwa dengan kita menggunak alat transportasi juga akan
meningkatkan produktifitas dari sebuah aktifitas karena ketepatan dalam
mencapai tujuan tempat.
Kami juga
menilai, kendaraan pribadi baik motor maupun mobil di Bandung sangat Tinggi,
terutama pada hari weekend, dimana semua kendaraan memadati jalan, sejalan
lurus dengan tingkat pertumbuhan kota yang setiap tahun meningkat volume
kendaraan dikota. Hal itu berpengaruh terhadap jumlah penggunaan pemakaian moda
transportasi yang berkaitan infrastruktur jaringan jalan atau kapasitas yang
bisa menjadi masalah dalam mengimbangi laju pertumbuhan kendaraan.
Jadi kita bisa
membayangkan apabila moda transportasi orang cenderung memilih kendaraan
pribadi, sedangkan akses jalan masih terbatas dan laju pertumbuhan kendaraan
cukup cepat, hal ini bisa menjadi indikator kemacetan dimasa datang, belum lagi
masalah yang berdampak pada aspek lingkungan, sosial, budaya politik.
Tingkat
kesadaran dan ketidak disiplinan para pengguna jalan merupakan hal yang paling
sering muncul diperlalu-lintasan di Indonesia, padahal itu merupakan hal yang
sangat penting dari sebuah tatanan keteraturan perlalu-lintasan, dan itu bisa
menimbulkan masalah kecelakaan, dari luka ringan hingga meninggal dunia, karena
ulah individu atau ketidak disiplinan dalam penggunaan jalan.
1.2 Lokasi Wilayah Studi
Pada tugas mata
kuliah Perencanaan Jalan dan Jembatan surveyor mendapat lokasi untuk di survey yaitu
:
·
Trayek yang di pilih adalah Koridor
II Ledeng – Leuwi Panjang ,survey yang
di lakukan oleh survyor dari terminal leuwi panjang sampai dengan terminal
Ledeng (bolak – balik), Secara
geografis terminal Ledeng berada pada lokasi strategis, yaitu terletak pada
jaringan jalan yang memiliki akses langsung menghubungkan kawasan wilayah
kota-kota Kabupaten tersebut, seperti ke Lembang, Cisarua, Subang, dan
Kotamadya Cimahi melalui Jalan Ciwaruga,yang merupakan pusat wisata di daerah
bandung bagian utara.dan untuk terminal leuwi panjang merupakan central akses
untuk menuju jabodetabek dan pulau jawa,karena terletak di jalan nasional yaitu
jalan soekarno-hatta,yang menghubungkan tiga titik pintu jalan Tol,akses untuk
keluar masuk kota bandung.
·
Panjang route yang di lalui Bus DAMRI
untuk Koridor II yaitu : 14,5 km adapun jalan yang di lalui antara lain :
a.
Terminal
Ledeng – Setiabudhhi - Sukajad i – pasirkeliki – kb djati
– otista – Bkr – leuwipanjang – Terminal leuwi panjang.
b.
Terminal
leuwi panjang – kopo – Bkr – otista – antana anyar –
Gardu jati – pasirkeliki - Padjajaran – dr otten – dr junjunan – sukajadi
setiabudhi – Teminal ledeng.
1.3 Lingkup Studi
Tepatnya hari
selasa ,tanggal 20 november 2012,dalam hal ini surveyor di tugaskan untuk
mengamati kondisi di lapangan menngenai hambatan perjalanan waktu tempuh
angkutan umum di kota bandung.pada survey ini surveyor mengamati Bus damri
dengan route terminal ledeng dan terminal leuwi panjang.untuk moda transportasi
khususnya Damri masih sangat di minatti para penggunanya terlihat ,baik di pagi
ahri maupun sampai sore penumpang beragam kalangan.walapun juga kondisi moda
tersebut sudah lanjut usia,dan seharus nya sudah tidak digunakan lagi sebagai
alat transportasi umum. Bus kota merupakan salah satu moda transportasi andalan
warga Kota Bandung dan sekitarnya terutama pada pagi dan sore hari. Hal ini
terbukti dari bus yang tidak pernah sepi penumpang.
Selain tarifnya
yang terjangkau, jarak tempuhnya yang cukup jauh pun menjadi alasan utama para
warga untuk tetap setia menggunakan bus kota. Salah satu trayek yang “hectic”
adalah trayek Cibiru-Kebon Kalapa.Trayek ini melalui beberapa tempat yang
banyak dikunjungi warga. Kawasan pendidikan, kawasan perbelanjaan, dan kawasan
perkantoran.Untuk mengakomodir kebutuhan warga, PERUM DAMRI menyediakan dua
jenis bus untuk beroperasi di trayek ini, yaitu bus AC dan bus non-AC yang
berangkat setiap lima menit. Tarif yang diberlakukan adalah Rp. 3.000,00 untuk
bus AC dan Rp. 2.000,00 untuk bus non-AC. Dengan tarif yang lebih mahal, bus AC
menawarkan beberapa fasilitas, antara lain tempat duduk yang empuk dan nyaman,
pendingin ruangan, dan tirai untuk menghalau sinar matahari yang tidak
ditemukan di bus non-AC. Terdapat 48 tempat duduk dan ruang yang cukup luas
untuk penumpang berdiri di bus AC. Jumlah tempat duduknya memang lebih sedikit
dari jumlah tempat duduk yang disediakan bus non-AC. Hal tersebut karena
susunan tempat duduk pada bus AC adalah 2-2 sedangkan pada bus non-AC 2-3.
Dalam hal kebersihan, bus AC jelas lebih unggul dibandingkan dengan bus non-AC.
Tidak adanya pedagang yang berjualan di atas bus AC menyebabkan tidak adanya
sampah pembungkus makanan yang berserakan di dalam bus. Waktu tempuh yang tidak
dapat diprediksi merupakan kelemahan dari moda transportasi ini.
Kemacetan
yang merupakan masalah kota Bandung menjadi penyebab utamanya. Waktu tempuh
yang diharapkan untuk sampai di Kebon Kalapa dari Cibiru adalah satu jam. Akan
tetapi hal ini jarang sekali terjadi karena jalur yang dilalui trayek ini
merupakan jalur rawan macet. Jika saja bus ini memiliki lajur tersendiri dan
tidak perlu berebut jalan dengan pengguna kendaraan lain, maka waktu tempuhnya
akan jadi lebih singkat.jika di tinjau dari kelayakan sebenar tidak memenuhi
stnadar kelayakan,tetapi masyrakat tidak bisa berbuat banyak dalam hal ini, dan
terpaksa menikmati yang ada.
Dalam survey
ini surveyor melihat situasi pada perjalanan dari titik A sampai dengan Titik
B.Surveyor mencactat keadaan terjadi pada Bus yang di tumpangi khusnya Bus
DAMRI dengan koridor II.Maslah yang di angkat yanitu hambatan perjalanan menuju
terminal leuwi panjang dan terminal ledeng.berbagai masalah yang terlihat dalam
kondisi tersebut,yang menjadi hambatan dalam peerjalanan menuju titik
akhir.masalah hambatan perjalanan memang sangatlah penting dalam mengetahui
waktu tempuh untuk mencapai tujuan akhir dari sebuah trayek angkutan.
1.4
Maksud dan
Tujuan
1.4.1 Tujuan
Adapun tujuan
yang di ketahui didalam survey ini antara lain data factual yang yang terjadi
di lapangan :
·
Durasi rerata waktu tempuh di mulai dari
terminal ledeng sampai dengan terminal leuwi panjang adalah pada waktu pagi
dalam tiga hari survey yaitu kurang lebih 1 jam ,untuk waktu siang dari tiga
hari tersebut 75 menit dan untuk di waktu sore rerata 73 menit.
·
Adapun lokasi titik simpul hambatan yang paling
dominan yaitu titik antara lain, jalan dr setiabudhi – jalan sukajadi dan jalan
otista dan sekitarnya.(untuk dari arah terminal ledeng),sedangkan untuk arah
terminal leuwi panjang antara lain : jalan pasirkeliki – jalan Dr otten dan
jalan Dr setiabudhi dan sekitarnya.
·
Jenis jenis hambatan perjalanan yang kita amati
antara lain :
a.
Pejalan kaki yang menyeberanngi jalan raya
b.
Kendaraan umum yang ngetem
c.
Penurunan penumpang secara bebas,
d.
Padatnya jumlah pengguna kendaraan umum,maupun
kendaraan pribadi.
e.
Badan jalan di gunakan sebagai tempat pedagang kaki
lima (di titik jalan Dr otto iskandar).
1.4.2 Maksud / manfaat
Maksud dari Survey
Hambatan yang kami lakukan adalah untuk mengukur tingkat kelancaran, hambatan
dan hal-hal yang menyangkut dalam ketidak nyamanan sistem Moda Transportasi,
data yang kami peroleh membantu untuk memilih jenis moda Transportasi dan Waktu
yang Tepat bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari saat harus menuju Tempat
yang dituju.
Survey
Hambatan sangat berguna untuk mengukur tingkat kepadatan sebuah Trayek yang ada
di Bandung, karena dari survey ini didapat beberapa keuntungan yang bisa
dipakai, seperti efisiensi Waktu dan biaya jika harus berpergian yang jaraknya
jauh, penggunaan Moda Transportasi
merupakan pilihan yang tepat pada saat sekarang ini dimana kuota BBM
yang semakin menipis karena terlalu banyaknya volume kendaraan dijalan yang
sangat merugikan saat terjadi kemacetan yang panjang.Adapun juga tujuan yang di
objectkan antara lain :
1)
Bagi masyrakat untuk melakukan perjalanan dari tempat
tinggal ke pusat pusat aktivitas masyarakat yaitu mengetahui waktu yang akan di
tempuh dengan menggunakan kendaraan umum,adapun hal yang perlu untuk di perhitungkan tingkat
efisiensi penggunaan moda transpotasi tersebut.
2)
Lokasi titik – titik hambatan pejalan bagi instansi
terkait ( Dishub,Pu BM,Ditlantas Polres / polreta ,Pemkot) ialah memperoleh
data lapangan sebagai bahan evaluasi ,guna meningkatkan pelayanan yang bersifat
public,dan solusi yang berkelanjutan supaya hal tersebut bisa terpenuhi.
3)
Bagi masyarakat luas tentu sangat bermanfaat,karena
mereka akan lebih tahu gambaran untuk memilih waktu yang tepat untuk meakukan
perjalanan menuju titik yang akan di tuju.dengan pertimbangan yang telah ada.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
KajianUmum
Menurut
Keputusan Menteri Perhubungan No. KM. 35 tahun 2003 tentang Penyelenggaraan
Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum, pengertian trayek adalah
lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa angkutan orang dengan mobil
bus, yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal
tetap maupun tidak terjadwal. Sedangkan pengertian Jaringan Trayek menurut
Keputusan Menteri Perhubungan no. KM. 35 tahun 2003 tentang Penyelenggaraan
Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum adalah kumpulan dari
trayek-trayek yang menjadi satu kesatuan jaringan pelayanan angkutan
orang.Jaringan trayek yang ditetapkan mengikuti dan searah dengan Jaringan
Transportasi Jalan yang ditetapkan pada Pasal 6 Undang- undang Nomor 14 Tahun
1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, sebagai berikut :
a)
Untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan yang
terpadu dengan moda transportasi lain ditetapkan jaringan transportasi jalan
yang menghubungkan seluruh wilayah tanah air.
b)
Penetapan jaringan transportasi jalan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) didasarkan pada kebutuhan transportasi, fungsi,
peranan, kapasitas lalu lintas, dan kelas jalan.
c)
Isi dari Jaringan Trayek itu sendiri ditetapkan dalam
Pasal 17 ayat 3 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 21 tahun 2001
tentang Penyelenggaraan Perhubungan, sebagai berikut :J
d) aringan
trayek memuat asal tujuan, rute
yang dilalui, jenis, klasifikasi dan jumlah kendaraan yang dapat melayani
setiap trayek.Dan dimuat pula pada Pasal 18 Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Barat Nomor 21 tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Perhubungan, sebagai berikut
:
1.
Jaringan trayek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17
Peraturan Daerah ini, ditetapkan oleh Gubernur.
2.
Evaluasi terhadap jaringan trayek sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) pasal ini dilakukan paling lambat dalam waktu 5 (lima) tahun
sekali.
Pasal 7 Keputusan Menteri
Perhubungan Nomor KM 35 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di
Jalan dengan Kendaraan Umum bahwa “ Jaringan trayek, kebutuhan kendaraan dan
evaluasi kebutuhan penambahan kendaraan untuk jaringan trayek yang melalui
antar Kabupaten / Kota dalam satu daerah provinsi dilakukan oleh Gubernur
Trayek adalah
teknik yang ditetapkan pemerintah untuk mengatur pola pelayanan angkutan umum.
Penetapan jaringan trayek diatur dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM
35 Tahun 2003 Pasal 3 bahwa penetapan jaringan trayek dilakukan berdasarkan
jaringan transportasi jalan dengan mempertimbangkan :
a)
bangkitan dan tarikan perjalanan pada daerah asal dan
tujuan;
b)
jenis pelayanan angkutan;
c)
hirarki kelas jalan yang sama dan/atau lebih tinggi
sesuai ketentuan kelas jalan yang berlaku;
d)
tipe terminal yang sesuai dengan jenis pelayanannya dan
simpul transportasi lainnya yang meliputi bandar udara, pelabuhan dan stasiun
kereta api;
e)
tingkat pelayanan jalan yang berupa perbandingan antara
kapasitas jalan dan volume lalulintas
Berdasarkan PP NO .41 Th .1993 tentang angkutan jalan,
trayek pelayanan jasa angkutan umum di bagi 4 kelompok ,yakni :
1.
Trayek
antarkota antarprovinsi
,dengan cirri cirri pelayanan :
a.
Mempunyai
jadwal tetap,
b.
Pelayanan
cepat,
c.
Dilayanio
dengan mobil bus umum,
d.
Tersedia
terminal type A pada awal pemberangkatan ,persinggahan ,dan terminal tujuan;
2.
Trayek
anatarkota dalam provinsi,dengan
cirri cirri pelayanan :
a.
Mempunyai
jadwal tetap,
b.
Pelayanan
cepat dan lambat,
c.
Dilayani
dengan mobil dan bus umum,
d.
Tersedia
terminal penumpang sekurang kurangnya tipe B ,pada awal pemberangkatan
,persinggahan,dan terminal tujuan;
3.
Trayek
kota,terdiri dari:
a)
Trayek utama yang diselenggrakan dengan cirri cirri :
1.
Mempunyai
jadwal tetap
2.
Melayani
angkuatn antarkwasan utama,antara kawan utama dan kawasan pendukung dengan
cirri melakukan perjalanan ulang alik secara tetap dengan pengangkutan yang
bersifat masal.
3.
Dilayani
dengan mobil dan bus umum;
4.
Pelayan
cepat dan atau lambat;
5.
Jarak
pendek,
6.
Melalui
tempat tempat yang hanya ditetapkan hanya untuk menaikkan dan menurunkan
penumpang;
b)
Trayek cabang yang di selenggarakan dengan cirri cirri:
1.
Mempunyai
jadwal tetap;
2.
Melayani
angkutan anatarkawasan pendukung,antara kawasan pendukung dengan kawasan
permukiman;
3.
Dilayani
oeh mobil bus dan kendaraan angkutan umum
4.
Jarak
pendek
c)
Trayek ranting yang di selenggarkan dengan cirri cirri :
1.
Melayani
angkutan didalam kawasan permukiman
2.
Dilayani
dengan mobil bus umum dan atau mobil penumkpang umum
3.
Pelayanan
lambat,
4.
Jarak
pendek,
5.
Melalui
tempat tempatyang telah ditentukan untuk menaikan dan menurunkan penumpang
d)
Trayek langsung yang di selenggarakan dengan cirri cirri sebgai berikut:
1.
Mempunyai
jadwal tetap,
2.
Melayani
angkutan antarkwasan secara tetap yangbersifat missal dan langsung,
3.
Dilayani
dengan bus umum,
4.
Pelayanan
cepat,
5.
Jarak
pendek,
6.
Melalui
tempat tempat yang telah ditetapkan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang,
4.
Trayek
perdesaan ,dengan
ciri cirri pelayanan:
a.
Mempunyai
jadwal tetap dan atau tidak terjadwal
b.
Pelayanan
lambat,
c.
Di
layani oleh mobil bus umum dan atau mobil peumpang angkutan missal,
d.
Tersedia
terminal penumpang sekurang kurangnya tipe C pada pemberangkatan dan terminal
tujuan;
e.
Prasarana
kelas jalan yang di lalui memenuhi ketentuan kelas jalan.
2.2
Kinerja trayek angkutan umum perkotaan
Kinerja
trayek angkutan umum dapat dilihat dari beberapa sudut pandang yang berbeda
berkaitandengan tingkat kepentingan akibat adanya angkutan umum, yaitu sudut
pandang operator, penumpang (user) dan traffic (non user). (Hidayati,
2003)
Kinerja-kinerja
trayek angkutan umum yang diperhitungkan antara lain adalah: okupansi/load
factor,
jam operasi, biaya operasi kendaraan, headway, frekuensi, daerah
pelayanan, struktur rute,route directness, panjang rute, titik transfer,overlapping
trayek, rasio volume kapasitas, kecepatan dan lain-lain. (Gianopoulus,
1989)
2.3
Perencanaan Sistem operasi lintasan rute
Perencana suatu rute akan dihadapkan pada dua
kepentingan utama, yaitu pengguna jasa(penumpang) dan pengelola. Penumpang
berharap rute dapat memberikan kemudahan, kenyamanan,dan cepat sampai ke
tujuan, sedangkan pengelola berharap rute dapat memperbesar tingkat pendapatan
dan memperkecil biaya operasinya. Agar keinginan tersebut dapat dipenuhi secara
optimal, maka perlu ada kerja sama yang baik antara pihak-pihak yang terlibat.
(LPM ITB, 1997),berberapa perencanaan rute adalah :
1.
Rute
hendaknya mampu membangkitkan kebutuhan pergerakan penumpang (travel demand)
dengan jumlah minimal tertentu.
2.
Rute
hendaknya mempunyai route directness yang rendah.
3.
Rute
merupakan rute yang unik, tidak overlapping dengan rute yang lain.
4.
Rute
hendaknya dapat memberikan kenyamanan pada para penumpangRute hendaknya
memungkinkan dicapai dengan waktu yang memadai.
5.
Rute
hendaknya mudah dicapai oleh sebanyakbanyaknya masyarakat.
6.
Rute
hendaknya menunjang biaya operasi yang harus dikeluarkan oleh pihak pengelola
masih pada batas kewajaran.
2.4 Sistem
Pentarifan Angkutan Umum Penumpang
Prinsip dasar sistem trayek/rute angkutan umum
penumpang sangat terkait dengan pilihan rute terbaik dari suatu titik asal/origin
(A/O) ke titik tujuan/destination (T/D) yang ditentukan dalam
pengertian waktu dan jarak, dan sebagainya, sedangkan jaringan trayek adalah
kumpulan trayek yang menjadi satu kesatuan pelayanan angkutan orang atau
penumpang. Beberapa faktor yang dipertimbangan dalam menetapkan jaringan trayek
adalah: pola penggunaan lahan, pola pergerakan penumpang angkutan umum,
kepadatan penduduk, daerah atau area pelayanan, karakteristik jaringan jalan
(Ditjen Perhubungan Darat, 1996).
Hubungan
antara klasifikasi trayek dan jenis pelayanan, jenis angkutan, dan kapasitas
penumpang dapat dilihat pada Tabel 1.
Dalam melakukan proses perencanaan trayek/rute angkutan
umum
penumpang dapat dilakukan analisis yang meliputi
analisis permintaan, analisis kinerja rute dan operasi, analisis kinerja
prasarana, dan analisis penyusunan rencana. Analisis kinerja rute dan operasi
bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi pengoperasian dan
penentuan jumlah armada berdasarkan kajian beberapa parameter yaitu: faktor
muat (load factor), jumlah penumpang yang diangkut, waktu antara (headway),
waktu tunggu penumpang, kecepatan perjalanan, sebab-sebab kelambatan,
ketersediaan angkutan, dan tingkat konsumsi bahan bakar (Ditjen Perhubungan
Darat, 1996).
2.5
Gambaran
Umum PERUM DAMRI ( Sejarah Perusahaan dan Operasi Perusahaan )
Pimpinan
Umum Perusahan Negara” (BPUPN) berdasarkan PP No.233 tahun 1961, yang kemudian
pada tahun 1965 BPUPN dihapus dan DAMRI ditetapkan menjadi Perusahaan Negara
(PN). PERUM DAMRI lahir dalam kancah revolusi perjuangan rakyat Indonesia
merebut kembali kemerdekaanya dari agresi kolonialis Belanda. Berawal dari
zaman pendudukan Jepang di Indonesia tahun 1943. Saat itu, terdapat dua
perusahaan angkutan JAWA UNYU ZIGYOSHA dan ZIDHOSA SOKYOKU. Zigyosha
mengkhususkan diri pada jasa angkutan barang dengan truk, gerobak/cikar,
sementara Sokyoku untuk angkutan penumpang dengan kendaraan bermotor/bus. Tahun
1945, setelah Indonesia merdeka, dibawah pengelolaan Kementrian Perhoeboengan
RI, JAWA UNYU ZIGYHOSA berubah nama menjadi “Djawatan Pengangkoetan” untuk
angkutan barang dan ZIDHOSA SOKYOKU beralih menjadi “Djawatan Angkoetan Darat”
untuk angkutan penumpang. Pada 25 November 1946, kedua jawatan itu digabungkan,
berdasarkan Makloemat Menteri Perhoeboengan RI No.01/DAM/46 dibentuklah
“Djawatan Angkoetan Motor Republik Indonesia” disingkat DAMRI, dengan tugas
utama menyelengggarakan pengangkutan darat dengan bus, truk, dan angkutan
bermotor lainnya. Tugas ini pulalah yang menjadikan semangat “Kesejarahan “
DAMRI yang telah memainkan peranan aktif dalam kiprah perjuangan mempertahankan
kemerdekaan melawan agresi militer Belanda di Jawa. Tahun 1961, terjadi
peralihan status DAMRI menjadi
Badan
Kemudian tahun 1982, Damri beralih status menjadi Perusahaan Umum (PERUM)
berdasarkan PP No.30 tahun 1984, selanjutnya dengan PP No.31 Tahun 2002, hingga
saat ini. Dimana PERUM DAMRI diberi tugas dan wewenang untuk menyelenggarakan
jasa angkutan umum untuk penumpang dan atau barang diatas jalan dengan
kendaraan bermotor. Berdasarkan Peraturan Pemerintah NO. 31 tahun 2002, maksud
dan tujuan DAMRI adalah turut melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan program
pemerintah di bidang ekonomi serta pembangunan nasional pada umumnya, khususnya
di sub sector perhubungan darat dengan armada bus dan truk serta tetap
memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan. Untuk mencapai tujuan
perusahaan, setiap insan DAMRI memiliki sikap bekerja keras, jujur (terbuka)
dan pantang menyerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dan
mempertahankan kemandirian perusahaan dengan menciptakan suasana damai melalui
kerja sama, sama-sama bekerja dalam kebersamaan, serta dapat memberikan rasa
aman dengan menjaga lingkungan kerja yang menyenangkan dan perilaku Ramah
dilandasi kekuatan iman dan taqwa.
Saat
ini, DAMRI mempunyai tujuh jenis pelayanan pelayanan jasa transportasi yang
beroperasi menjelajahi berbagai kota dan daratan, tersebar di 74 kota dan
daerah di seluruh Indonesia. Adapun untuk kantor pusat DAMRI berlokasi di JL.
Matraman Raya No.25, Jakarta Timur dan untuk kantor cabang, DAMRI mempunyai empat
kantor cabang yang terbagi wilayah (Jakarta, Semarang, Surabaya, dan Jayapura)
ditambah dengan 46 stasiun agen DAMRI yang tersebar di seluruh wilayah di
Indonesia.
2.5.1
Visi
dan Misi Perusahaan
Visi
Menjadi penyedia jasa angkutan
jalan raya yang aman, handal, terjangkau serta unggul dalam kinerjanya
Misi
Menyediakan
jasa angkutan jalan raya unggulan berkelas dunia yang memuaskan pengguna jasa,
pemilik DAMRI, pegawai, masyarakat yang berkepentingan dan meningkatkan nilai
DAMRI.
2.5.2
Kegiatan
Usaha
1. Kegiatan komersial
Kegiatan
komersial merupakan kegiatan operasional yang diarahkan untuk memperoleh
keuntungan dengan tidak mengesampingkan pelayanan kepada masyarakat umum yang
meliputi beberapa pelayanan angkutan.
2. Angkutan Kota
Pelayanan
dalam jaringan trayek kota (dalam wilayah kota, ibukota propinsi, dan
kebupaten). Jaringan pelayanan meliputi 13 kota besar di pulau Jawa, Sumatera
dan Kalimantan.
3.
Angkutan Antar Kota
Pelayanan
dalam jaringan trayek Antar kota, Antar propinsi (AKAP) dan meliputi Antar Kota
Dalam Propinsi (AKDP). Jaringan pelayanan meliputi 13 kota besar di Pulau Jawa,
Sumatera, dan Kalimantan.
4. Angkutan Antar
Negara
DAMRI
mempelopori transportasi lintas-batas antar Negara Indonesia Malaysia. Dengan
melayani trayek dari Pontianak (Indonesia) tujuan Kuching (Malaysia)
5. Angkutan Wisata
Pelayanan
transportasi wisata untuk menunjang pelayanan pariwisata Indonesia, Pelayanan
bus wisata terdapat di Jakarta, Yogyakarta, dan Denpasar dari dan ke
daerah-daerah wisata yang tidak terbatas oleh wilayah administrasi atau untuk
keperluan keluarga maupun sosial.
6. Angkutan Khusus
Bandara
Unit
Angkutan Khusus Bandara Perum DAMRI merupakan salah satu segmen pelayanan yang
saat ini beroperasi dari dan ke Bandara Soekarno-Hatta. Malayani trayek
strategis di wilayah Jabotabek dengan 12 trayek (Blok M, Gambir, Kemayoran,
Rawamangun, Bekasi, Kampung Rambutan, Pasar Minggu, Lebak Bulus, Bogor, Lippo
Cikarang, Merak, dan Jababeka). Di Surabaya melayani trayek Bandara
Juanda-Tanjung Perak. Pelayanan yang berorientasi pada kepuasan pelanggan ini
akan terus memberikan pelayanan terbaiknya dengan tarv relatif murah, aman, dan
nyaman.
7. Angkutan Transit dan
Paket
Pelayanan
transit bagi penumpang yang akan melanjutkan perjalanan lanjutan dan angkutan
paket yang berlikasi di Jakarta. Disamping melayani angkutan paket regular juga
melakukan kerja sama dengan PT. Pos Indonesia untuk tujuan Medan, Dumai,
Suarabaya, dan Mataram.
8. Kegiatan Penugasan
Pemerintah
Pelayanan
dalam angkutan ke daerah-daerah terisolir sebagai angkutan perintis, dimana
daerah tersebut tidak tersedia sarana angkutan yang memadai dengan tariff yang
terjangkau. Kegiatan ini meliputi 22 kota yang tersebar di 13 propinsi terutama
Indonesia bagian timur.
2.5.3
Struktur
Organisasi Perusahaan dan Uraian Tugas
Struktur
Organisasi merupakan hal yang sangat penting didalam suatu Perusahaan. Struktur
Organisasi memberikan gambaran posisi serta pembagian tugas seseorang didalam
sebuah perusahaan, sehingga mereka dapat mengerti posisi serta tugas apa yang
akan mereka kerjakan. Dengan adanya struktur organisasi yang baik maka
fungsi-fungsi manajemen dapat dijalankan dengan baik pula.
Struktur
organisasi PERUM DAMRI merupakan struktur organisasi fungsional, yaitu tiap
dalam struktur tersebut, terbagi atas divisi-divisi yang menjalankan peran dan
fungsi kerja masing-masing. Berikut adalah struktur organisasi PERUM DAMRI.
2.6
Trayek
TRAYEK YANG DILAYANI DAMRI BANDUNG
I. CICAHEUM - CIBEUREUM
Dari CICAHEUM
Cicaheum - A. Yani - Cicadas - Jl. Kiara Condong - Jl. Jakarta - Persib - Kosambi - Asia Afrika - Alun2 - Jl. Sudirman - Andir - Bunderan - Batas Kota - Rajawali - Elang.
Dari CIBEUREUM
Elang - Rajawali - Andir - Kebon Jati - Stasion - Pasar Baru - Viaduct - Braga - Lembong - Veteran - Kosambi - A. Yani - Cicadas - Cicaheum.
II. LEDENG - LEUWI PANJANG
Dari LEDENG
Ledeng - UPI -Geger Kalong - Suka Jadi - Pasir Kaliki - Pajajaran - Cicendo - Gedung Pakuan - Via Duct - Braga - Suniaraja - Pasar Baru - Otista - Tegal Lega - BKR - Leuwi Panjang.
Dari LEUWI PANJANG
Leuwi Panjang - Kopo - Pasir Koja - Astana Anyar - Gardu Jati - Pasir Kaliki - RS. Hasan Sadikin - Suka Jadi - Setia Budi - Ledeng.
V. DIPATIUKUR - LEUWIPANJANG
Dari DIPATIUKUR
Dipatiukur - Simpang Dago - Ir. H Juanda - Merdeka- BIP - Balai Kota - Braga - Suniaraja (Viaduct) - Pasar Baru - Otista - Tegalega - BKR - Leuwi Panjang.
Dari LEUWIPANJANG
Leuwi Panjang - Kopo - Pasir Koja - Astana Anyar - Gardu Jati - Kebon Jati - Setasiun KA - Viaduct - Wastu Kencana - Riau - BIP - Ir. H Juanda - Dipatiukur.
VI. ELANG - CIBIRU
Dari ELANG (Cibeureum)
Elang - Holis - Caringin - Leuwi Panjang - Cigereleng - LPKIA - Buah Batu - Samsat - RS Al Islam - Gede Bage - Polda - Cibiru.
Dari CIBIRU
Cibiru - Polda - Gede Bage - Metro - Samsat - Buah Batu - LEN - Cigereleng - Leuwi Panjang - Caringin - Holis - Bunderan - Elang.
VI. ELANG - JATINAGOR (via TOL)
Dari ELANG (Cibeureum)
Elang - Holis - Caringin - Leuwi Panjang - Cigereleng - Moh Toha - Tol Padaleunyi - Cileunyi - IPDN - Ikopin - Unpad (Jatinangor)
Dari JATINANGOR
Unpad (Jatinangor) - Ikopin - IPDN - Cileunyi - Tol Padaleunyi - Moh Toha - Cigereleng - Leuwi Panjang - Caringin - Holis - Elang.
VII. DIPATIUKUR - JATINANGOR (via TOL)
Dari DIPATIUKUR
Dipatiukur - Gasibu (Gd Sate) - Diponegoro - Supratman - A Yani - RE Martadinata - Laswi - Tegalega - Moh Toha - Tol Padaleunyi - Cileunyi - IPDN - Ikopin - Unpad (Jatinangor)
Dari JATINANGOR
Unpad (Jatinangor) - Ikopin - IPDN - Cileunyi - Tol Padaleunyi - Moh Toha - Cigereleng - Tegalega - Laswi - Sukabumi - Supratman - Gasibu - Surapati - Arya Jipang - Dipatiukur.
VIII. TANJUNGSARI - KEBONKELAPA
Dari TANJUNG SARI
Tanjungsari - Unpad (Jatinangor) - Ikopin - IPDN - Cileunyi - Cinunuk - Cibiru - Polda - Gede Bage - Metro - Samsat - Buah Batu - LEN - Cigereleng - Moh Toha - Tegalega - Kebonkelapa.
Dari KEBONKELAPA
Kebonkelapa - Pungkur - Karapitan - Gurame - Lodaya - RS Muhamadiyah - Horizon - Buah Batu - Soekarno Hatta - Samsat - RS Al Islam - Gede Bage - Polda - Cibiru - Cinunuk - Cileunyi - IPDN - Ikopin - Unpad (Jatinangor) - Tanjungsari.
(untuk pelayanan AC, dari Kebon kelapa - Alun alun - Dalem Kaum - Lengkong Kecil - Cikawao - Buahbatu - Lodaya, selanjutnya satu jalur dengan Non AC )
IX. CICAHEUM - LEUWIPANJANG
Dari CICAHEUM
Cicaheum - A. Yani - Cicadas - Jl. Kiara Condong - Jl. Jakarta - Persib - Kosambi - Asia Afrika - Alun2 - Otista - Tegal Lega - BKR - Leuwi Panjang.
Dari LEUWIPANJANG
Leuwi Panjang - Kopo - Pasir Koja - Pungkur - Kebonkelapa - Dewi Sartika - Alun alun - Banceuy - ABC - Cikapundung - Naripan - Sunda - Veteran - Kosambi - A. Yani - Cicadas - Cicaheum.
XI. CIBIRU - KEBONKELAPA
Dari CIBIRU
Cibiru - Ujung Berung - Sukamiskin - Cicaheum - A. Yani - Cicadas - Jl. Kiara Condong - Jl. Jakarta - Persib - Kosambi - Asia Afrika - Alun2 - Otista - Pungkur - Kebonkelapa.
Dari KEBONKELAPA
Kebonkelapa - Dewi Sartika - Alun alun - Banceuy - ABC - Cikapundung - Naripan - Sunda - Veteran - Kosambi - A. Yani - Cicadas - Cicaheum - Sukamiskin - Ujung Berung - Cibiru.
I. CICAHEUM - CIBEUREUM
Dari CICAHEUM
Cicaheum - A. Yani - Cicadas - Jl. Kiara Condong - Jl. Jakarta - Persib - Kosambi - Asia Afrika - Alun2 - Jl. Sudirman - Andir - Bunderan - Batas Kota - Rajawali - Elang.
Dari CIBEUREUM
Elang - Rajawali - Andir - Kebon Jati - Stasion - Pasar Baru - Viaduct - Braga - Lembong - Veteran - Kosambi - A. Yani - Cicadas - Cicaheum.
II. LEDENG - LEUWI PANJANG
Dari LEDENG
Ledeng - UPI -Geger Kalong - Suka Jadi - Pasir Kaliki - Pajajaran - Cicendo - Gedung Pakuan - Via Duct - Braga - Suniaraja - Pasar Baru - Otista - Tegal Lega - BKR - Leuwi Panjang.
Dari LEUWI PANJANG
Leuwi Panjang - Kopo - Pasir Koja - Astana Anyar - Gardu Jati - Pasir Kaliki - RS. Hasan Sadikin - Suka Jadi - Setia Budi - Ledeng.
V. DIPATIUKUR - LEUWIPANJANG
Dari DIPATIUKUR
Dipatiukur - Simpang Dago - Ir. H Juanda - Merdeka- BIP - Balai Kota - Braga - Suniaraja (Viaduct) - Pasar Baru - Otista - Tegalega - BKR - Leuwi Panjang.
Dari LEUWIPANJANG
Leuwi Panjang - Kopo - Pasir Koja - Astana Anyar - Gardu Jati - Kebon Jati - Setasiun KA - Viaduct - Wastu Kencana - Riau - BIP - Ir. H Juanda - Dipatiukur.
VI. ELANG - CIBIRU
Dari ELANG (Cibeureum)
Elang - Holis - Caringin - Leuwi Panjang - Cigereleng - LPKIA - Buah Batu - Samsat - RS Al Islam - Gede Bage - Polda - Cibiru.
Dari CIBIRU
Cibiru - Polda - Gede Bage - Metro - Samsat - Buah Batu - LEN - Cigereleng - Leuwi Panjang - Caringin - Holis - Bunderan - Elang.
VI. ELANG - JATINAGOR (via TOL)
Dari ELANG (Cibeureum)
Elang - Holis - Caringin - Leuwi Panjang - Cigereleng - Moh Toha - Tol Padaleunyi - Cileunyi - IPDN - Ikopin - Unpad (Jatinangor)
Dari JATINANGOR
Unpad (Jatinangor) - Ikopin - IPDN - Cileunyi - Tol Padaleunyi - Moh Toha - Cigereleng - Leuwi Panjang - Caringin - Holis - Elang.
VII. DIPATIUKUR - JATINANGOR (via TOL)
Dari DIPATIUKUR
Dipatiukur - Gasibu (Gd Sate) - Diponegoro - Supratman - A Yani - RE Martadinata - Laswi - Tegalega - Moh Toha - Tol Padaleunyi - Cileunyi - IPDN - Ikopin - Unpad (Jatinangor)
Dari JATINANGOR
Unpad (Jatinangor) - Ikopin - IPDN - Cileunyi - Tol Padaleunyi - Moh Toha - Cigereleng - Tegalega - Laswi - Sukabumi - Supratman - Gasibu - Surapati - Arya Jipang - Dipatiukur.
VIII. TANJUNGSARI - KEBONKELAPA
Dari TANJUNG SARI
Tanjungsari - Unpad (Jatinangor) - Ikopin - IPDN - Cileunyi - Cinunuk - Cibiru - Polda - Gede Bage - Metro - Samsat - Buah Batu - LEN - Cigereleng - Moh Toha - Tegalega - Kebonkelapa.
Dari KEBONKELAPA
Kebonkelapa - Pungkur - Karapitan - Gurame - Lodaya - RS Muhamadiyah - Horizon - Buah Batu - Soekarno Hatta - Samsat - RS Al Islam - Gede Bage - Polda - Cibiru - Cinunuk - Cileunyi - IPDN - Ikopin - Unpad (Jatinangor) - Tanjungsari.
(untuk pelayanan AC, dari Kebon kelapa - Alun alun - Dalem Kaum - Lengkong Kecil - Cikawao - Buahbatu - Lodaya, selanjutnya satu jalur dengan Non AC )
IX. CICAHEUM - LEUWIPANJANG
Dari CICAHEUM
Cicaheum - A. Yani - Cicadas - Jl. Kiara Condong - Jl. Jakarta - Persib - Kosambi - Asia Afrika - Alun2 - Otista - Tegal Lega - BKR - Leuwi Panjang.
Dari LEUWIPANJANG
Leuwi Panjang - Kopo - Pasir Koja - Pungkur - Kebonkelapa - Dewi Sartika - Alun alun - Banceuy - ABC - Cikapundung - Naripan - Sunda - Veteran - Kosambi - A. Yani - Cicadas - Cicaheum.
XI. CIBIRU - KEBONKELAPA
Dari CIBIRU
Cibiru - Ujung Berung - Sukamiskin - Cicaheum - A. Yani - Cicadas - Jl. Kiara Condong - Jl. Jakarta - Persib - Kosambi - Asia Afrika - Alun2 - Otista - Pungkur - Kebonkelapa.
Dari KEBONKELAPA
Kebonkelapa - Dewi Sartika - Alun alun - Banceuy - ABC - Cikapundung - Naripan - Sunda - Veteran - Kosambi - A. Yani - Cicadas - Cicaheum - Sukamiskin - Ujung Berung - Cibiru.
XI. CIBIRU - LEUWIPANJANG
Dari CIBIRU
Cibiru - Ujung Berung - Sukamiskin - Cicaheum - A. Yani - Cicadas - Jl. Kiara Condong - Jl. Jakarta - Persib - Kosambi - Asia Afrika - Alun2 - Otista - Tegal Lega - BKR - Leuwi Panjang.
Dari LEUWIPANJANG
Leuwi Panjang - Kopo - Pasir Koja - Pungkur - Kebonkelapa - Dewi Sartika - Alun alun - Banceuy - ABC - Cikapundung - Naripan - Sunda - Veteran - Kosambi - A. Yani - Cicadas - Cicaheum - Sukamiskin - Ujung Berung - Cibiru.
XV. CIBURUY - ALUN ALUN
Dari CIBURUY
Ciburuy - Padalarang - Cimareme - Gadobangkong - Cimahi - Cibabat - Cimindi - Rajawali - Garuda - Sudirman - Jamika - Pasirkoja - Pungkur - Kebonkelapa - Dewisartika - Alun alun.
Dari ALUN ALUN
Alun alun - Sudirman - Andir - Bunderan - Cibeureum - Cimindi - Cimahi - Gadobangkong - Cimareme - Padalarang - Cibruruy.
KBP - ALUN ALUN
Dari KBP
Kota Baru - Tol Pasteur - Jl. dr. Junjunan - Cihampelas - Wastukencana - Merdeka - Lembong - Tamblong - Asia Afrika - Alun Alun.
Dari Alun Alun
Alun Alun - Sudirman - Gardu Jati - Pasir Kaliki - dr Junjunan - Tol Pasteur - Kota Baru.
Dari CIBIRU
Cibiru - Ujung Berung - Sukamiskin - Cicaheum - A. Yani - Cicadas - Jl. Kiara Condong - Jl. Jakarta - Persib - Kosambi - Asia Afrika - Alun2 - Otista - Tegal Lega - BKR - Leuwi Panjang.
Dari LEUWIPANJANG
Leuwi Panjang - Kopo - Pasir Koja - Pungkur - Kebonkelapa - Dewi Sartika - Alun alun - Banceuy - ABC - Cikapundung - Naripan - Sunda - Veteran - Kosambi - A. Yani - Cicadas - Cicaheum - Sukamiskin - Ujung Berung - Cibiru.
XV. CIBURUY - ALUN ALUN
Dari CIBURUY
Ciburuy - Padalarang - Cimareme - Gadobangkong - Cimahi - Cibabat - Cimindi - Rajawali - Garuda - Sudirman - Jamika - Pasirkoja - Pungkur - Kebonkelapa - Dewisartika - Alun alun.
Dari ALUN ALUN
Alun alun - Sudirman - Andir - Bunderan - Cibeureum - Cimindi - Cimahi - Gadobangkong - Cimareme - Padalarang - Cibruruy.
KBP - ALUN ALUN
Dari KBP
Kota Baru - Tol Pasteur - Jl. dr. Junjunan - Cihampelas - Wastukencana - Merdeka - Lembong - Tamblong - Asia Afrika - Alun Alun.
Dari Alun Alun
Alun Alun - Sudirman - Gardu Jati - Pasir Kaliki - dr Junjunan - Tol Pasteur - Kota Baru.
2.7 TARIF DAN RUTE DAMRI
TRAYEK
|
RUTE
|
BIS
|
HARGA TIKET
|
TRAYEK 1
CICAHEUM - CIBEUREUM |
>>Terminal
Cicaheum - Jl. Ahmad Yani - Cicadas (Ahmad Yani) - Jl. Kiara Condong - Jl.
Jakarta - Jl. Ahmad Yani - Pasar Kosambi (Ahmad Yani) - Jl. Asia Afrika -
Alun-Alun - Jl. Sudirman
<<Jl.
Rajawali - Jl. Kebon Jati- Jl. Suniaraja - Jl. Lembong - Jl. Veteran - Jl.
Ahmad Yani - Pasar Kosambi (Ahmad Yani) - Cicadas (Ahmad Yani) - Terminal
Cicaheum
|
EKONOMI
AC |
EKONOMI:
Rp. 2.000,-
AC:
Rp. 3.500,- |
TRAYEK 2
LEUWI
PANJANG - LEDENG
|
>>Terminal
Leuwi Panjang - Jl. Kopo - Jl. Pasir Koja - Jl. Astana Anyar - Jl. Gardu Jati
- Jl. Kebon Jati - Jl. Pasir Kaliki - Jl. Sukajadi - Jl. Setiabudi - Terminal
Ledeng
<<Terminal
Ledeng - Jl. Setiabudi - Jl. Sukaasih - Jl. Sukajadi - Jl. Pasir Kaliki - Jl.
Kebon Jati - Jl. Otto Iskandardinata (Otista) - Lapangan Tegalega - Jl. Moh.
Hatta - Jl. Sukarno-Hatta - Terminal Leuwi Panjang
|
EKONOMI
AC |
EKONOMI:
Rp. 2.000,-
AC:
Rp. 3.500,- |
TRAYEK 4
(kemungkinan sudah tidak ada)
KIARA
CONDONG - CIROYOM
|
>>Kiaracondong
- Jl. Jakarta - Jl. A.Yani - JL. RE. Martadinata (Riau) - Jl. Merdeka - Jl.
Wastu Kencana - Jl. Pajajaran - Jl. Cicendo - Jl. Kebon Kawung - Stasiun
Bandung - Jl. Pasir Kaliki - Jl. Pajajaran - Jl. Abdul Rahman Saleh - Jatayu
<<Jatayu
- Jl. Arjuna - Jl. Pajajaran - Jl. Wastukencana - Jl. RE. Martadinata (Riau)
- Jl. A.Yani - Kiaracondong
|
EKONOMI
|
EKONOMI:
Rp. 2.000,-
|
TRAYEK 5
DIPATI
UKUR - LEUWI PANJANG
|
>>Dipati
Ukur - Jl. Ir. H. Juanda (Dago) - Jl. Merdeka - BIP (Merdeka) - Jl. Suniaraja
- Jl. Otto Iskandardinata (Otista) - Jl. Moh. Toha - Jl. Sukarno-Hatta -
Terminal Leuwi Panjang
<<Terminal
Leuwi Panjang - Jl. Kopo - Jl. Pasir Koja - Jl. Astana Anyar - Jl. Gardu Jati
- Jl. Kebon Jati - Terminal Stasiun - Jl. Suniaraja - Jl. Stasiun Timur -
Viaduct - Jl. Wastu Kencana - Jl. RE. Martadinata (Riau) - Jl. Ir. H. Juanda
(Dago) - Dipati Ukur
|
EKONOMI
|
EKONOMI:
Rp. 2.000,-
|
TRAYEK 6
ELANG -
CIBIRU
|
>>Elang
- Jl. Rajawali - Jl. Garuda - Jl. Sudirman - Jl. Sukarno-Hatta - Cibiru -
Cileunyi - Jatinangor
<<Jatinangor
- Sayang - Rancaekek - Cileunyi - Percobaan - Cibiru - Jl. Sukarno-Hatta -
Elang
|
EKONOMI
|
EKONOMI:
Rp. 2.000,-
|
TRAYEK 6A
ELANG -
JATINANGOR
(VIA TOL) |
>>Elang
- Jl. Rajawali - Jl. Garuda - Jl. Sudirman - Jl. Sukarno-Hatta - Tol
Padaleunyi - Gerbang Tol Cileunyi - Jatinangor
<<Jatinangor
- Sayang - Rancaekek - Gerbang Tol Cileunyi - Tol Padaleunyi - Jl.
Sukarno-Hatta - Elang
|
EKONOMI
|
EKONOMI:
Rp. 3.500,-
AC:
Rp.
4.500,-
|
TRAYEK 7
DIPATI
UKUR - JATINANGOR
(VIA TOL) |
>>Dipati
Ukur - Jl. Ir. H. Juanda (Dago) - BIP - Jl. Merdeka - Viaduct - Jl. Otto
Iskandardinata - Lapangan Tegalega - Jl. Moh. Toha - Tol Padaleunyi -
Cileunyi - Jatinangor
<<Jatinangor
- Cileunyi - Tol Padaleunyi - Jl. Moh. Toha - Jl. Astana Anyar - Jl. Gardu
Jati - Jl. Kebon Jati - Jl. Suniaraja - Viaduct - Jl. Wastu Kencana - Jl. Ir.
H. Juanda (Dago) - Dipati Ukur
|
EKONOMI
& AC
|
EKONOMI:
Rp. 3.500,-
AC:
Rp. 4.500,- |
TRAYEK 8
KEBON
KELAPA - TANJUNG SARI
|
>>Terminal
Kebon Kelapa - Jl. Moh. Toha - Pungkur - Jl. Karapitan - Jl. Buah Batu - Jl.
Sukarno Hatta - Cibiru - Cileunyi - Jatinangor - Tanjung Sari
<<Tanjung
Sari - Jatinangor - Cileunyi - Cibiru - Jl. Sukarno Hatta - Jl. Moh. Toha -
Terminal Kebon Kelapa
|
EKONOMI
&
AC
|
EKONOMI:
Rp. 2.000,-
AC:
Rp.
2.500,-
|
TRAYEK 9
CICAHEUM -
LEUWI PANJANG
|
>>Terminal
Cicaheum - Jl. Ahmad Yani - Cicadas (Ahmad Yani) - Jl. Kiara Condong - Jl.
Jakarta - Jl. Ahmad Yani - Pasar Kosambi (Ahmad Yani) - Jl. Asia Afrika -
Alun-Alun - Jl. Sudirman - Jl. Otto Iskandardinata (Otista) - Jl. Moh. Toha -
Jl. Sukarno Hatta - Terminal Leuwi Panjang
<<Terminal
Leuwi Panjang - Jl. Kopo - Jl. Pasir.Koja - Jl. Pungkur - Jl. Dewi Sartika -
Alun-Alun - Jl. Banceuy - Cikapundung - Jl. Naripan - Jl. Sunda - Jl. Veteran
- Jl. A.Yani - Kosambi - Cicadas - Terminal Cicaheum
|
EKONOMI
&
AC |
EKONOMI:
Rp. 2.000,-
AC:
Rp. 3.500,- |
TRAYEK 11
CIBIRU -
KEBON KELAPA
|
>>Cibiru
- Jl. A.H. Nasution - Pasar Ujung Berung (Nasution) - Sindang Laya (Nasution)
- Terminal Cicaheum - Jl. Ahmad Yani - Cicadas (Ahmad Yani) - Pasar Kosambi
(Ahmad Yani) - Jl. Asia Afrika - Alun-Alun - Jl. Sudirman - Jl. Otto
Iskandardinata (Otista) - Jl. Pungkur - Terminal Kebon Kelapa
<<Terminal
Kebon Kelapa - Jl. Dewi Sartika - Alun-Alun - Jl. Asia Afrika - Jl. Banceuy -
Jl. ABC - Jl. Naripan - Jl. Sunda - Jl. Veteran - Jl. Ahmad Yani - Pasar
Kosambi (Ahmad Yani) - Cicadas (Ahmad Yani) - Terminal Cicaheum
|
AC
|
AC:
Rp. 3.500,- |
TRAYEK 14
(kemungkinan
sudah tidak ada)
KIARA
CONDONG - SARIJADI
|
>>Kiaracondong
- Jl. Sukarno-Hatta - Jl. Buah Batu - Lingkar Selatan - Jl. RE. Martadinata
(Riau) - Jl. Merdeka - BIP - Jl. Wastu Kencana - Jl. Pajajaran - Jl.
Cihampelas - Jl. Rivai - Jl. Otten - Pasteur - Sarijadi
<<Sarijadi
- Jl. Surya Sumantri - Pasteur - Jl. Otten - Jl. Wastu Kencana - Jl. RE.
Martadinata (Riau) - Lingkar Selatan - Jl. Buah Batu - JL. Sukarno-Hatta -
Kiara Condong
|
EKONOMI
|
EKONOMI:
Rp. 2.000,-
|
TRAYEK 15
ALUN-ALUN
- CIBURUY
|
>>Alun-Alun
- Jl. Sudirman - Cimindi - Cimahi - Padalarang
<<Padalarang
- Cimahi - Cimindi - Jl. Rajawali - JL. Garuda - JL. Sudirman - Jl. Jamika -
Jl. Pasir Koja - Jl. Pungkur - Jl. Dewi Sartika - Alun-Alun
|
EKONOMI
|
EKONOMI:
Rp. 2.000,-
|
TRAYEK
KOTA BARU
PARAHYANGAN
|
>>Kota
Baru Parahyangan - Tol Padaleunyi - Jl. Sukarno-Hatta - Terminal Leuwi
Panjang
<<Terminal
Leuwi Panjang - Jl. Sukarno-Hatta- Tol Padaleunyi - Padalarang - Kota Baru
Parahyangan
|
AC
|
AC:
Rp. 5.000,- |
BAB
III
METODA
PELAKSANA STUDI SURVEY
3.1
Pengertian
Penelitian survey merupakan suatu teknik
pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan
yang diajukan pada responden. Dalam penelitian survey , peneliti meneliti karakteristik atau hubungan sebab akibat antar variabel tanpa adanya intervensi peneliti (wikipedia).
Penelitian survey adalah penelitian yang
mengambil sample dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat
pengumpul data yang pokok (Singarimbun, 1998).
Sumber lain menyebutkan bahwa Penelitian
Survey adalah jenis penelitian dengan cara mengumpulkan data baik berupa
informasi, pendapat atau karakteristik dari sekelompok responden yang
representative terhadap penelitian tersebut.
Jadi,
Penelitian Survey adalah jenis penelitian dengan cara mengumpulkan data berupa
informasi dari sekelompok responden yang representative terhadap penelitian
tersebut.
Penelitian survey yang terkenal adalah
dengan The Gallup Poll yang
dimaksudkan untuk mengetahui pendapat masyarakat. (Prof. Dr. Suharsimi
Arikunto)
3.2
Tujuan
Survey
-
Untuk memperoleh fakta dari gejala yang
ada
-
Mencari keterangan secara faktual dari
suatu kelompok, daerah dsb.
-
Melakukan evaluasi serta perbandingan
terhadap hal yang telah dilakukan orang lain dalam menangani hal yang serupa
-
Dilakukan terhadap sejumlah individu /
unit baik secara sensus maupun secara sampel
-
Hasilnya untuk pembuatan rencana dan
pengambilan keputusan
3.3
Lokasi
Pelakasanaan
Survey ini di dilakukan pada angkutan umum (DAMRI),dengan
trayek koridor 2 yaitu Terminal Leuwi Panjang sampai dengan terminal Ledeng
.kota Bandung Provinsi Jawa Barat
3.4
Waktu
Pelaksanaan Survey
peneliti melakukan survey untuk
data primer yaitu tiga hari dalam waktu seminggu,adapun hari yang di pilih
untuk survey ,antara lain selasa,rabu dan sabtu.dan untuk data
sekunder surveyor langsung mendatangi pihak yang terkait yaitu PERUM DAMRI kota
bandung.
3.5
Peralatan
Survey
Peralatan survei
yang digunakan pada survey ini adalah sebagai berikut:
1)
Alat tulis
2) Format
data survei angkutan umum
3) Kamera
(kita gunakan camera handphone)
3.6 Tahapan Survey
Ada
pun dalam melakukan skurvey ini ,surveyor tidak menggunakan panduan dari pihak
Damri,mengingat hal ini merupakan observasi langsung di di lapangan.Tetapi
untuk data sekunder kita mendatangi Kantor Pusat DAMRI,karena hal itu merupakan
aset dari perusahaan tersebut.
3.7
Data
Primer
Merupakan data yang dikumpulkan dan diolah sendiri
oleh peneliti langsung dari responden ( Supramono,1995 ). Sumber data
primer dalam penulisan Tugas akhir adalah Studi waktu tempuh Hambatan perjalan
Angkutan Umum di Kota Bandung melalui observasi langsung terhadap Perjalanan
kendaraan umum dari terminal keberangkatan samapai dengan terminal tujuan
akhir.(Moh.Nazir,1983) Mengingat keterbatasan kemampuan, waktu, dan
biaya, maka peneliti melakukan studi secara langsung di lapangan mengingat kekawatiran
utuk data yang yang diperolah tidak sesuai
yang di harapakan,dan di lakukan tiga hari dalam waktu seminggu.
3.8 Data sekunder
Merupakan
data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi yaitu diolah dan disajikan oleh
pihak lain ( Supramono,1995 ). meliputi :
·
Studi pustaka
·
Data kendaraan dari Perum Damri
·
Site plan lokasi trayek
·
Peraturan Pemerintah Tentang Perusahaan
Umum (PERUM)
BAB
IV
HASIL
STUDI DAN PEMBAHASAN
4.1 Jenis Jenis hambatan perjalanan
(opertor ,jalan dan lampu lalu lintas)
4.1.1 Pengemudi (operator)
Gambaran umum yang surveyor lihat ,Pada studi kasus
yang di lakukan surveyor memang banyak hal – hal yang menjadi hambatan didalam
menuju terminal tujuan.jika di tinjau dari operator ada beberapa operator damri
melakukan hal yang tidak sesuai,dan lebih banyak dari mereka sudah baik untuk
di contoh sebagai pengemudi kendaraan umum.dan merka rata rata sudah sangat
berpengalaman di dalam mengemudi .walaupun kondisi kendaraan yang dikemudinya
sudah lanjut usia juga.
4.1.2
Jalan Raya
Mengenai jalan raya memang untuk kota bandung masih
banyak yang perlu kita ketahui kondisinya belum memadai.karena kondisi jalan
masih banyak yang kurang baik.dan juga pertumbuhan kendaraan sudah melebihi
batas maksimum .Produsen kendaraan tidak mengimbangi pertumbuhan jalan
raya.konsumen juga tidak perduli dengan hal ini maka hal hal seperti ini
menjadi hal yang tak mudah untuk di selesaikan secara sepihak.adapun juga jalur
yang digunakan untuk damri itu sama dengan pengguna jalan lainya,dan ada
baiknya jalur yang digunakan terpisah dengan jalur yang lainnya.tetapi hal ini
belum bisa kita nikmati karena hal yang paling penting juga masih dalam proses
yang belum bisa di tentukan dengan waktu kapan hal tersebut bisa terlaksana.
4.1.3 Lalu lintas
Traffic
light merupakan bagian hal yang terpenting didalam
kelancaran kendaraan mencapai tujuan .di kota bandung masih banyak pelanggaran
lalu lintas yang di sebabkan masyrakat dan pengguna kendaraan yang tidak
tertib.terkadang sudah di sediakan jembatan penyeberangan jalan tetapi tidak
digunakan sebagai fungsinya,melainkan di huni para gepeng ,sebenarnya hal ini
tidak terjadi tetapi hal ini merupakan pemandangan kesharian dijalan raya.dan
hal ini menyebabkan kemacetan lalu lintas. Adalah tingkat kelancaran kendaraan
diukur dengan lamanya waktu untuk
menempuh perjalan tersebut, yang dibedakan sebagai
berikut :
1.
Traffic delay
Hambatan lalu lintas yang terjadi dalam batas-batas
wajar, misalnya suatu kendaraan yang harus menunggu kesempatan baik atau aman
sewaktu akan mendahului kendaraan lain, atau membelok ataupun melewati persimpangan.
2.
Traffic Congestion
Kemacetan kendaraan yang diakibatkan
kendaraan-kendaraan yang penuh melalui jalan dalam interval waktu yang agak
lama.
3.
Penyebab Kemacetan Lalu Lintas
·
Tata kota dimana tata guna tanah yang
tidak didasarkan pada Masterplan yang terarah atau Masterplan kota yang
terlambat perencanaanya,menimbulkan “mixed land use”. Misalnya daerah
perkotaan, gedung,kantor, perumahan, rumah sakit, poliklinik, letaknya dicampur
aduk.
·
Bermacam-macam model angkutan ( mixed
traffic ) seperti gerobak, becak, colt truk, dll merupakan angkutan umum
yang vital.
4.2
Hambatan Perjalanan Karena Unsur Operator Angkutan Kota (Angkot)
Operator angkot memang juga menjadi sorotan ketika
di perjalanan karena merka mayoritas tidak mematuhi lalulintas yang sudah
tersedia,di mulai Angkutan Kota (angkot) yang tidak
beraturan di dalam menaikan penumpang dan juga menurunkan penumpangnya,bahkan
untuk menunggu penumpang .kebanyakan angkot ketika menunggu penumpang
menggunakan badan jalan.dan hal ini tentu juga mengakibatan kemacetan. Pengguna
angkutan umum seharusnya naik ke dan turun dari bus di tempat
henti. Oleh karena itu tempat henti diperlukan keberadaannya disepanjang rute
angkutan umum, dan harus ditempatkan sesuai dengan kebutuhan Peraturan
Pemerintah RI No.41 Tahun 1993.Kenyataan di lapangan menunjukkan:
tersedia/tidaknya lahan untuk membuat bus lay bys, ada/tidaknya trotoar,
tingkat permintaan penumpangyang menentukan perlu/tidaknya lindungan, tingkat
pelayanan jalan, cukup/ tidaknya lebar jalan.dan walaupun peraturan sudah
tertuang jelas meraka tetap semaunya mereka.hal ini perlu perhatian khusus
untuk menciptakan fungsi sistem transportasi secara baik.
4.4.1
kompilasi hasil survey pada perieode pagi,siang dan sore
GRAFIK
1 : HASIL SURVEY LAMA PERJALANAN DALAM MENIT (grafik tidak tersedia)
4.4.2
perhitungan rata –rata waktu tempuh ( periode pagi siang dan sore)
TRAYEK
|
SELASA
|
RABU
|
SABTU
|
JUMLAH
|
RATA-RATA JARAK TEMPUH
|
TERMINAL LEDENG - LEUWI PANJANG (PAGI)
|
60
|
49
|
68
|
177
|
59
|
TERMINAL LEUWI PANJANG - LEDENG (PAGI)
|
67
|
45
|
63
|
175
|
58
|
TRAYEK
|
SELASA
|
RABU
|
SABTU
|
JUMLAH
|
RATA-RATA JARAK TEMPUH
|
TERMINAL LEDENG - LEUWI PAJANG (SIANG)
|
55
|
81
|
67
|
203
|
68
|
TERMINAL LEUWI PANJANG - LEDENG (SIANG)
|
51
|
55
|
120
|
226
|
75
|
TRAYEK
|
SELASA
|
RABU
|
SABTU
|
JUMLAH
|
RATA-RATA JARAK TEMPUH
|
TERMINAL LEDENG - LEUWI PANJANG (SORE)
|
57
|
80
|
61
|
198
|
66
|
TERMINAL LEUWI PANJANG - LEDENG (SORE)
|
57
|
76
|
87
|
220
|
73
|
Sumber
: survey lapangan bulan november
Dari analisa kedua peneliti bahwa masih banyak hal
yang mesti kita benahi secara bersama sama,karena tanpa kebersamaan hal ini
tidak akan tercapai ,pada pembahasan ini peneliti mengetahui kendala yang
terjadi pada perjalanan dengan menggunakan angkutan umum (DAMRI).dengan rute
terminal leuwi panjang dan terminal ledeng, dan juga sebaliknya. Angkutan umum
yang lancar akan membuat roda ekonomi berputar lebih cepat, karena ia punya
andil dalam kecepatan dan ketepatan penyerahan (delivery). Penyerahan
bukan berarti delivery product, melainkan juga kecepatan dan ketepatan
dalam menghadirkan si pelaku ekonomi. Kelambatan delivery ini sering
membuat rentetan keterlambatan pada mata rantai produksi, dengan akibat mutu
produksi akan menurun.
Angkutan umum juga secara langsung berpengaruh pada
mutu penikmat jasanya, para pengguna angkutan umum. Buruknya pelayanan angkutan
umum biasaya mempengaruhi produktifitas manusia yang sedang mengalami proses
produksi. Proses produksi manusia tidak cuma bisa dihitung sejak dia masuk
kantor sampai kembali ke rumah, namun sejak ia berangkat sampai ia pulang ke
rumah, bahkan sejak ia bangun tidur sampaiia tertidur lelap kembali. Mutu
pelayanan angkutan umum sangat terkait erat dengan mobilitas penduduk suatu
wilayah, jika mobilitas penduduknya rendah, maka pelayanan angkutan umum akan
relatif lebih baik. Tapi jika mobilitas manusianya tinggi, terutama jika tempat
tinggal mereka jauh dari tempat bekerjanya, maka pelayanan angkutan umum akan
relatif buruk.Dan memang tak bisa kita pungkiri bukan masalah hambatan saja nyang perlu kita evaluasi
mengenai halte juga sangat berpengaruh terhadap kelancaran didalam penataan
ruang lingkup para penumpang.
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Survey
Transportasi merupakan hal yang sangat penting untuk meninjau sebuah kualitaas
pelayanan Moda Transportasi, kita bisa memprediksi hal yang akan terjadi
menggunakan hasil dari sebuah Survey, kemudian mengintegrasikan dengan
perubahan yang terjadi dari tahun ketahun.
Perlunya
kesadaran bagi semua pengguna jalan, karena kesadaran berlalu-lintas dan patuh
terhadap undang-undang merupakan hal yang bagus untuk terciptanya efisiensi,
dan keteraturan dalam lalu-lintas.
Pelayanan
yang terdapat dalam Moda Transportasi harus selalu ditingkatkan dan diperbaiki,
karena cepat, aman, nyaman dan murah merupakan hal yang paling diperlukan oleh
masyarakat banyak, dan semoga Alat Transportasi yang sudah berumur diperbarui
sehingga menimbulkan minat masyarakat
yang lebih tinggi terhadap transportasi umum, dan dapat me ngalihkan dari pengguna mobil pribadi menjadi
pengguna alat transportasi umum.
5.2
Rekomendasi
1. Untuk
meningkatkan kinerja pola trayek/rute angkutan umum penumpang bus agar tercapai
efektivitas dan peningkatan aksesibilitas disarankan untuk mengembangkan
penataan ulang trayek/rute angkutan yang padat karena tumpang tindih dan tidak
berhierarkhi dalam bentuk pengelolaan dengan jangka waktu pendek dan menengah;
2. Untuk
menata kawasan koridor yang berpotensi polusi akibat angkutan umum penumpang
bus agar kualitas lingkungan tetap terjaga, maka disarankan pembatasan kawasan
berpolusi dan kebisingan berdasarkan klasifikasi kawasan beresiko, moderat, dan
aman yang dibarengi dengan upaya penggalangan untuk pembangunan kawasan hijau
kota baik berupa jalur hijau jalan, taman kota, dan sabuk hijau kota untuk
setiap kawasan;
3. Adapun
hal yang terpenting itu merupakan moda transportasi yang bersifat public sangat
penting untuk di kembangkan.dan meremajakkan armada yang kurang layak untuk di
pergunakan dalam angkutan umum.
Daftar Pustaka
-
khisty c.jontin
& lall B kent , Dasar - dasar Rekaya transportasi (edisi ketiga
jilid 1) ,2006, erlangga : jakarta
-
Mansyur umar
,
MODEL PENGELOLAAN TRANSPORTASI ANGKUTAN UMUM
PENUMPANG NON-BUS BERKELANJUTAN KOTA MAKASSAR,sekolah pasca sarjana :Institu
pertaniaan bogor
-
Hidayati nurul , REROUTING TRAYEK ANGKUTAN
UMUM(Studi Kasus Angkutan Umum di DKI Jakarta),2007,institue teknologi
Bandung.: jawa barat.
-
Data sekunder perum damri kota bandung.
LAMPIRAN
FORMAT SURVEY
STUDY WAKTU TEMPU DAN
HAMBATAN PERJALANAN
ANGKUTAN KOTA DI KOTA
BANDUNG
|
TANGGAL SURVEY : 20 – 11-2012
HARI
:
SELASA
NAMA TRAYEK : LEWI PANJANG - LEDENG
PERIODE WAKTU SURVEY : PAGI/SIANG/SORE
TERMINAL PEMBERANGKATAN :
TERMINAL LEDENG
TERMINAL TUJUAN : TEMINAL LEWI PANJANG
NO
|
NO POLISI
|
JAM BERANGKAT DR TERMINAL
|
JAM TIBA DITERMINAL TUJUAN
|
||||
TITIK HAMBATAN/LOKASI
|
DURASI HAMBATAN
|
KASUS HAMBATAN
|
|||||
3
|
D
7549 AA
|
14.15 WIB
|
- Jln Dr setiabudhi
/depan FPTK
- Jln Dr Oto iskandar /
pasar baru trade center
- Jln Dr oto iskandar
dari persimpangan jln Pasirkoja
|
2
menit
5
menit
2
menit
|
1.
Tidak tertibnya lalulitas dari arah gegerkalong
menuju jalan raya setiabudhi
2.
Badan jalan di gunakan sebagai lahan parkir,roda
dua dan becak.ditambah aktivitas masuk dan keluar dari pasar baru trade
center.
3.
Di sepajang jalan Otista 1 lajur jalan di gunakan
sebagai pedang kaki lima.
|
Khusu
sepanjang jalan otista,badan jalan digunkan sebagai lahan parkir dan pedagang
kaki lima
|
15.10 WIB
|
PENANGGUNG
JAWAB
SUDARTO
0900240
0900240
Langganan:
Postingan (Atom)