Selasa, 26 Maret 2013

TRANSPORTASI



STUDI WAKTU TEMPUH DAN HAMBATAN PERJALANAN
ANGKUTAN UMUM DI KOTA BANDUNG
Studi Kasus :Angkutan Umum (DAMRI) Trayek Terminal Leuwi Panjang – Terminal Ledeng

TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perencananaan Jalan dan Jembatan
Dosen :
Drs. Supratman Agus, MT
Drs. Sudjani, M.Pd.





 






Oleh:



SUDARTO                                         (0900240)





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................... i- ii
Bab I PENDAHULUAN                                                                                                    
1.1 Latar belakang masalah.................................................................................... 1
1.2 Lokasi Studi..................................................................................................... 1
1.3 Lingkup Studi................................................................................................... 2
1.4 Maksud dan Tujuan studi................................................................................. 4
1.5 Diagram alir pelaksanaan survey...................................................................... 7
Bab II Kajian Pustaka
2.1 Kajian Umum.................................................................................................... 8
2.3  Kinerja trayek angkutan umum perkotaan....................................................... 11
2.4  Perencanaan Sistem operasi lintasan rute......................................................... 11
2.4 Sistem Pentarifan Angkutan Umum Penumpang............................................ 11
2.5 Gambaran Umum PERUM DAMRI ( Sejarah Perusahaan dan Operasi Perusahaan)      12
2.6 Trayek.............................................................................................................. 17
2.7 Trayek Dan Rute DAMRI............................................................................... 20
Bab III  Metode Pelaksanaan Studi.................................................................................. 23
3.1 Pengertian........................................................................................................ 23
3.2 Tujuan Survey.................................................................................................. 23
3.3 Lokasi pelaksanaan.......................................................................................... 23
3.4 Waktu Pelaksanaan Survey.............................................................................. 24
3.5 Peralatan Survey.............................................................................................. 24
3.6 Tahapan Survey............................................................................................... 24
3.7 Data Primer...................................................................................................... 24
3.8 Data Sekunder................................................................................................. 24





Bab IV Hasil Studi Dan Pembahasaan.............................................................................. 25
4.1 Jenis Jenis hambatan perjalanan (opertor ,jalan dan lampu lalu lintas)............. 25
4.2 Hambatan Perjalanan Karena Unsur Operator Angkutan Kota (Angkot)....... 26
4.3 Lokasi titik simpu pejalan angkot.................................................................... 26
4.4 Analisa waktu tempuh perjalanan ( pulang pergi )........................................... 27
4.5 pembahasaan hasil studi................................................................................... 31
Bab V Kesimpulan Dan Rekomendasi.............................................................................. 32

DAFTAR PUSTA............................................................................................................. 33
LAPIRAN......................................................................................................................... 34




BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Survey lalu lintas merupakan bagian dari studi transportasi yang bertujuan untuk memperoleh dan mengumpulkan data dari kejadian yang ada dilapangan, jaringan jalan dan moda transportasi menjadi pilihan utama aktifitas transportasi, seiring dengan peningkatan jumlah aktifitas interaksi menusia menjadi salah satu kendala dalam bidang transportasi saat ini, untuk itu, survei asal tujuan transportasi nasional diharapkan mampu menjadi landasan dalam merencanakan dan membuat kebijakan dalam bidang transportasi.
Hal ini juga berhubungan dengan tingkat kepadatan dijalan, dimana kebanyakan orang memilih menggunakan kendaraan pribadi, padahal moda atau alat transportasi sangat menunjang tingkat efisiensi stok BBM yang sekarang semakin menipis, survey ini menjelaskan bahwa dengan kita menggunak alat transportasi juga akan meningkatkan produktifitas dari sebuah aktifitas karena ketepatan dalam mencapai tujuan tempat.
Kami juga menilai, kendaraan pribadi baik motor maupun mobil di Bandung sangat Tinggi, terutama pada hari weekend, dimana semua kendaraan memadati jalan, sejalan lurus dengan tingkat pertumbuhan kota yang setiap tahun meningkat volume kendaraan dikota. Hal itu berpengaruh terhadap jumlah penggunaan pemakaian moda transportasi yang berkaitan infrastruktur jaringan jalan atau kapasitas yang bisa menjadi masalah dalam mengimbangi laju pertumbuhan kendaraan.
Jadi kita bisa membayangkan apabila moda transportasi orang cenderung memilih kendaraan pribadi, sedangkan akses jalan masih terbatas dan laju pertumbuhan kendaraan cukup cepat, hal ini bisa menjadi indikator kemacetan dimasa datang, belum lagi masalah yang berdampak pada aspek lingkungan, sosial, budaya politik.
Tingkat kesadaran dan ketidak disiplinan para pengguna jalan merupakan hal yang paling sering muncul diperlalu-lintasan di Indonesia, padahal itu merupakan hal yang sangat penting dari sebuah tatanan keteraturan perlalu-lintasan, dan itu bisa menimbulkan masalah kecelakaan, dari luka ringan hingga meninggal dunia, karena ulah individu atau ketidak disiplinan dalam penggunaan jalan.

1.2  Lokasi  Wilayah Studi
Pada tugas mata kuliah Perencanaan Jalan dan Jembatan surveyor mendapat lokasi untuk di survey yaitu :
·           Trayek yang di pilih adalah Koridor II  Ledeng – Leuwi Panjang ,survey yang di lakukan oleh survyor dari terminal leuwi panjang sampai dengan terminal Ledeng (bolak – balik), Secara geografis terminal Ledeng berada pada lokasi strategis, yaitu terletak pada jaringan jalan yang memiliki akses langsung menghubungkan kawasan wilayah kota-kota Kabupaten tersebut, seperti ke Lembang, Cisarua, Subang, dan Kotamadya Cimahi melalui Jalan Ciwaruga,yang merupakan pusat wisata di daerah bandung bagian utara.dan untuk terminal leuwi panjang merupakan central akses untuk menuju jabodetabek dan pulau jawa,karena terletak di jalan nasional yaitu jalan soekarno-hatta,yang menghubungkan tiga titik pintu jalan Tol,akses untuk keluar masuk kota bandung.
·           Panjang route yang di lalui Bus DAMRI untuk Koridor II yaitu : 14,5 km adapun jalan yang di lalui antara lain :
a.        Terminal Ledeng – Setiabudhhi - Sukajad i – pasirkeliki – kb djati – otista – Bkr – leuwipanjang – Terminal leuwi panjang.
b.        Terminal leuwi panjang – kopo – Bkr – otista – antana anyar – Gardu jati – pasirkeliki - Padjajaran – dr otten – dr junjunan – sukajadi setiabudhi – Teminal ledeng.

1.3  Lingkup Studi
Tepatnya hari selasa ,tanggal 20 november 2012,dalam hal ini surveyor di tugaskan untuk mengamati kondisi di lapangan menngenai hambatan perjalanan waktu tempuh angkutan umum di kota bandung.pada survey ini surveyor mengamati Bus damri dengan route terminal ledeng dan terminal leuwi panjang.untuk moda transportasi khususnya Damri masih sangat di minatti para penggunanya terlihat ,baik di pagi ahri maupun sampai sore penumpang beragam kalangan.walapun juga kondisi moda tersebut sudah lanjut usia,dan seharus nya sudah tidak digunakan lagi sebagai alat transportasi umum. Bus kota merupakan salah satu moda transportasi andalan warga Kota Bandung dan sekitarnya terutama pada pagi dan sore hari. Hal ini terbukti dari bus yang tidak pernah sepi penumpang.
Selain tarifnya yang terjangkau, jarak tempuhnya yang cukup jauh pun menjadi alasan utama para warga untuk tetap setia menggunakan bus kota. Salah satu trayek yang “hectic” adalah trayek Cibiru-Kebon Kalapa.Trayek ini melalui beberapa tempat yang banyak dikunjungi warga. Kawasan pendidikan, kawasan perbelanjaan, dan kawasan perkantoran.Untuk mengakomodir kebutuhan warga, PERUM DAMRI menyediakan dua jenis bus untuk beroperasi di trayek ini, yaitu bus AC dan bus non-AC yang berangkat setiap lima menit. Tarif yang diberlakukan adalah Rp. 3.000,00 untuk bus AC dan Rp. 2.000,00 untuk bus non-AC. Dengan tarif yang lebih mahal, bus AC menawarkan beberapa fasilitas, antara lain tempat duduk yang empuk dan nyaman, pendingin ruangan, dan tirai untuk menghalau sinar matahari yang tidak ditemukan di bus non-AC. Terdapat 48 tempat duduk dan ruang yang cukup luas untuk penumpang berdiri di bus AC. Jumlah tempat duduknya memang lebih sedikit dari jumlah tempat duduk yang disediakan bus non-AC. Hal tersebut karena susunan tempat duduk pada bus AC adalah 2-2 sedangkan pada bus non-AC 2-3. Dalam hal kebersihan, bus AC jelas lebih unggul dibandingkan dengan bus non-AC. Tidak adanya pedagang yang berjualan di atas bus AC menyebabkan tidak adanya sampah pembungkus makanan yang berserakan di dalam bus. Waktu tempuh yang tidak dapat diprediksi merupakan kelemahan dari moda transportasi ini.
Kemacetan yang merupakan masalah kota Bandung menjadi penyebab utamanya. Waktu tempuh yang diharapkan untuk sampai di Kebon Kalapa dari Cibiru adalah satu jam. Akan tetapi hal ini jarang sekali terjadi karena jalur yang dilalui trayek ini merupakan jalur rawan macet. Jika saja bus ini memiliki lajur tersendiri dan tidak perlu berebut jalan dengan pengguna kendaraan lain, maka waktu tempuhnya akan jadi lebih singkat.jika di tinjau dari kelayakan sebenar tidak memenuhi stnadar kelayakan,tetapi masyrakat tidak bisa berbuat banyak dalam hal ini, dan terpaksa menikmati yang ada.
Dalam survey ini surveyor melihat situasi pada perjalanan dari titik A sampai dengan Titik B.Surveyor mencactat keadaan terjadi pada Bus yang di tumpangi khusnya Bus DAMRI dengan koridor II.Maslah yang di angkat yanitu hambatan perjalanan menuju terminal leuwi panjang dan terminal ledeng.berbagai masalah yang terlihat dalam kondisi tersebut,yang menjadi hambatan dalam peerjalanan menuju titik akhir.masalah hambatan perjalanan memang sangatlah penting dalam mengetahui waktu tempuh untuk mencapai tujuan akhir dari sebuah trayek angkutan.
1.4         Maksud dan Tujuan
1.4.1 Tujuan
Adapun tujuan yang di ketahui didalam survey ini antara lain data factual yang yang terjadi di lapangan :
·           Durasi rerata waktu tempuh di mulai dari terminal ledeng sampai dengan terminal leuwi panjang adalah pada waktu pagi dalam tiga hari survey yaitu kurang lebih 1 jam ,untuk waktu siang dari tiga hari tersebut 75 menit dan untuk di waktu sore rerata 73 menit.
·           Adapun lokasi titik simpul hambatan yang paling dominan yaitu titik antara lain, jalan dr setiabudhi – jalan sukajadi dan jalan otista dan sekitarnya.(untuk dari arah terminal ledeng),sedangkan untuk arah terminal leuwi panjang antara lain : jalan pasirkeliki – jalan Dr otten dan jalan Dr setiabudhi dan sekitarnya.
·           Jenis jenis hambatan perjalanan yang kita amati antara lain :
a.         Pejalan kaki yang menyeberanngi jalan raya
b.        Kendaraan umum yang ngetem
c.         Penurunan penumpang secara bebas,
d.        Padatnya jumlah pengguna kendaraan umum,maupun kendaraan pribadi.
e.         Badan jalan di gunakan sebagai tempat pedagang kaki lima (di titik jalan Dr otto iskandar).
1.4.2 Maksud / manfaat
Maksud dari Survey Hambatan yang kami lakukan adalah untuk mengukur tingkat kelancaran, hambatan dan hal-hal yang menyangkut dalam ketidak nyamanan sistem Moda Transportasi, data yang kami peroleh membantu untuk memilih jenis moda Transportasi dan Waktu yang Tepat bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari saat harus menuju Tempat yang dituju.
Survey Hambatan sangat berguna untuk mengukur tingkat kepadatan sebuah Trayek yang ada di Bandung, karena dari survey ini didapat beberapa keuntungan yang bisa dipakai, seperti efisiensi Waktu dan biaya jika harus berpergian yang jaraknya jauh, penggunaan Moda Transportasi  merupakan pilihan yang tepat pada saat sekarang ini dimana kuota BBM yang semakin menipis karena terlalu banyaknya volume kendaraan dijalan yang sangat merugikan saat terjadi kemacetan yang panjang.Adapun juga tujuan yang di objectkan antara lain :
1)        Bagi masyrakat untuk melakukan perjalanan dari tempat tinggal ke pusat pusat aktivitas masyarakat yaitu mengetahui waktu yang akan di tempuh dengan menggunakan kendaraan umum,adapun hal  yang perlu untuk di perhitungkan tingkat efisiensi penggunaan moda transpotasi tersebut.
2)        Lokasi titik – titik hambatan pejalan bagi instansi terkait ( Dishub,Pu BM,Ditlantas Polres / polreta ,Pemkot) ialah memperoleh data lapangan sebagai bahan evaluasi ,guna meningkatkan pelayanan yang bersifat public,dan solusi yang berkelanjutan supaya hal tersebut bisa terpenuhi.
3)        Bagi masyarakat luas tentu sangat bermanfaat,karena mereka akan lebih tahu gambaran untuk memilih waktu yang tepat untuk meakukan perjalanan menuju titik yang akan di tuju.dengan pertimbangan yang telah ada.




BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1          KajianUmum
Menurut Keputusan Menteri Perhubungan No. KM. 35 tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum, pengertian trayek adalah lintasan  kendaraan umum untuk pelayanan jasa angkutan orang dengan mobil bus, yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap maupun tidak terjadwal. Sedangkan pengertian Jaringan Trayek menurut Keputusan Menteri Perhubungan no. KM. 35 tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum adalah kumpulan dari trayek-trayek yang menjadi satu kesatuan jaringan pelayanan angkutan orang.Jaringan trayek yang ditetapkan mengikuti dan searah dengan Jaringan Transportasi Jalan yang ditetapkan pada Pasal 6 Undang- undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, sebagai berikut :
a)      Untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan yang terpadu dengan moda transportasi lain ditetapkan jaringan transportasi jalan yang menghubungkan seluruh wilayah tanah air.
b)      Penetapan jaringan transportasi jalan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) didasarkan pada kebutuhan transportasi, fungsi, peranan, kapasitas lalu lintas, dan kelas jalan.
c)      Isi dari Jaringan Trayek itu sendiri ditetapkan dalam Pasal 17 ayat 3 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 21 tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Perhubungan, sebagai berikut :J
d)     aringan trayek memuat asal tujuan, rute yang dilalui, jenis, klasifikasi dan jumlah kendaraan yang dapat melayani setiap trayek.Dan dimuat pula pada Pasal 18 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 21 tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Perhubungan, sebagai berikut :
1.      Jaringan trayek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 Peraturan Daerah ini, ditetapkan oleh  Gubernur.
2.      Evaluasi terhadap jaringan trayek sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini dilakukan paling lambat dalam waktu 5 (lima) tahun sekali.
Pasal 7 Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 35 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum bahwa “ Jaringan trayek, kebutuhan kendaraan dan evaluasi kebutuhan penambahan kendaraan untuk jaringan trayek yang melalui antar Kabupaten / Kota dalam satu daerah provinsi  dilakukan oleh Gubernur
Trayek adalah teknik yang ditetapkan pemerintah untuk mengatur pola pelayanan angkutan umum. Penetapan jaringan trayek diatur dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 35 Tahun 2003 Pasal 3 bahwa penetapan jaringan trayek dilakukan berdasarkan jaringan transportasi jalan dengan mempertimbangkan :
a)         bangkitan dan tarikan perjalanan pada daerah asal dan tujuan;
b)        jenis pelayanan angkutan;
c)         hirarki kelas jalan yang sama dan/atau lebih tinggi sesuai ketentuan kelas jalan yang berlaku;
d)        tipe terminal yang sesuai dengan jenis pelayanannya dan simpul transportasi lainnya yang meliputi bandar udara, pelabuhan dan stasiun kereta api;
e)         tingkat pelayanan jalan yang berupa perbandingan antara kapasitas jalan dan volume lalulintas
Berdasarkan PP NO .41 Th .1993 tentang angkutan jalan, trayek pelayanan jasa angkutan umum di bagi 4 kelompok ,yakni :
1.      Trayek antarkota antarprovinsi ,dengan cirri cirri pelayanan :
a.       Mempunyai jadwal tetap,
b.      Pelayanan cepat,
c.       Dilayanio dengan mobil bus umum,
d.      Tersedia terminal type A pada awal pemberangkatan ,persinggahan ,dan terminal tujuan;
2.      Trayek anatarkota dalam provinsi,dengan cirri cirri pelayanan :
a.       Mempunyai jadwal tetap,
b.      Pelayanan cepat dan lambat,
c.       Dilayani dengan mobil dan bus umum,
d.      Tersedia terminal penumpang sekurang kurangnya tipe B ,pada awal pemberangkatan ,persinggahan,dan terminal tujuan;
3.      Trayek kota,terdiri dari:
a)      Trayek utama yang diselenggrakan dengan cirri cirri :
1.      Mempunyai jadwal tetap
2.      Melayani angkuatn antarkwasan utama,antara kawan utama dan kawasan pendukung dengan cirri melakukan perjalanan ulang alik secara tetap dengan pengangkutan yang bersifat masal.
3.      Dilayani dengan mobil dan bus umum;
4.      Pelayan cepat dan atau lambat;
5.      Jarak pendek,
6.      Melalui tempat tempat yang hanya ditetapkan hanya untuk menaikkan dan menurunkan penumpang;
b)      Trayek cabang yang di selenggarakan dengan cirri cirri:
1.      Mempunyai jadwal tetap;
2.      Melayani angkutan anatarkawasan pendukung,antara kawasan pendukung dengan kawasan permukiman;
3.      Dilayani oeh mobil bus dan kendaraan angkutan umum
4.      Jarak pendek
c)      Trayek ranting yang di selenggarkan dengan cirri cirri :
1.      Melayani angkutan didalam kawasan permukiman
2.      Dilayani dengan mobil bus umum dan atau mobil penumkpang umum
3.      Pelayanan lambat,
4.      Jarak pendek,
5.      Melalui tempat tempatyang telah ditentukan untuk menaikan dan menurunkan penumpang
d)     Trayek langsung yang di selenggarakan dengan cirri cirri sebgai berikut:
1.      Mempunyai jadwal tetap,
2.      Melayani angkutan antarkwasan secara tetap yangbersifat missal dan langsung,
3.      Dilayani dengan bus umum,
4.      Pelayanan cepat,
5.      Jarak pendek,
6.      Melalui tempat tempat yang telah ditetapkan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang,

4.      Trayek perdesaan ,dengan ciri cirri pelayanan:
a.       Mempunyai jadwal tetap dan atau tidak terjadwal
b.      Pelayanan lambat,
c.       Di layani oleh mobil bus umum dan atau mobil peumpang angkutan missal,
d.      Tersedia terminal penumpang sekurang kurangnya tipe C pada pemberangkatan dan terminal tujuan;
e.       Prasarana kelas jalan yang di lalui memenuhi ketentuan kelas jalan.
2.2 Kinerja trayek angkutan umum perkotaan
Kinerja trayek angkutan umum dapat dilihat dari beberapa sudut pandang yang berbeda berkaitandengan tingkat kepentingan akibat adanya angkutan umum, yaitu sudut pandang operator, penumpang (user) dan traffic (non user). (Hidayati, 2003)
Kinerja-kinerja trayek angkutan umum yang diperhitungkan antara lain adalah: okupansi/load
factor, jam operasi, biaya operasi kendaraan, headway, frekuensi, daerah pelayanan, struktur rute,route directness, panjang rute, titik transfer,overlapping trayek, rasio volume kapasitas, kecepatan dan lain-lain. (Gianopoulus, 1989)

2.3 Perencanaan Sistem operasi lintasan rute

Perencana suatu rute akan dihadapkan pada dua kepentingan utama, yaitu pengguna jasa(penumpang) dan pengelola. Penumpang berharap rute dapat memberikan kemudahan, kenyamanan,dan cepat sampai ke tujuan, sedangkan pengelola berharap rute dapat memperbesar tingkat pendapatan dan memperkecil biaya operasinya. Agar keinginan tersebut dapat dipenuhi secara optimal, maka perlu ada kerja sama yang baik antara pihak-pihak yang terlibat. (LPM ITB, 1997),berberapa perencanaan rute adalah :
1.        Rute hendaknya mampu membangkitkan kebutuhan pergerakan penumpang (travel demand) dengan jumlah minimal tertentu.
2.        Rute hendaknya mempunyai route directness yang rendah.
3.        Rute merupakan rute yang unik, tidak overlapping dengan rute yang lain.
4.        Rute hendaknya dapat memberikan kenyamanan pada para penumpangRute hendaknya memungkinkan dicapai dengan waktu yang memadai.
5.        Rute hendaknya mudah dicapai oleh sebanyakbanyaknya masyarakat.
6.        Rute hendaknya menunjang biaya operasi yang harus dikeluarkan oleh pihak pengelola masih pada batas kewajaran.
2.4     Sistem Pentarifan Angkutan Umum Penumpang
Prinsip dasar sistem trayek/rute angkutan umum penumpang sangat terkait dengan pilihan rute terbaik dari suatu titik asal/origin (A/O) ke titik tujuan/destination (T/D) yang ditentukan dalam pengertian waktu dan jarak, dan sebagainya, sedangkan jaringan trayek adalah kumpulan trayek yang menjadi satu kesatuan pelayanan angkutan orang atau penumpang. Beberapa faktor yang dipertimbangan dalam menetapkan jaringan trayek adalah: pola penggunaan lahan, pola pergerakan penumpang angkutan umum, kepadatan penduduk, daerah atau area pelayanan, karakteristik jaringan jalan (Ditjen Perhubungan Darat, 1996).
Hubungan antara klasifikasi trayek dan jenis pelayanan, jenis angkutan, dan kapasitas penumpang dapat dilihat pada Tabel 1.
Dalam melakukan proses perencanaan trayek/rute angkutan umum
penumpang dapat dilakukan analisis yang meliputi analisis permintaan, analisis kinerja rute dan operasi, analisis kinerja prasarana, dan analisis penyusunan rencana. Analisis kinerja rute dan operasi bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi pengoperasian dan penentuan jumlah armada berdasarkan kajian beberapa parameter yaitu: faktor muat (load factor), jumlah penumpang yang diangkut, waktu antara (headway), waktu tunggu penumpang, kecepatan perjalanan, sebab-sebab kelambatan, ketersediaan angkutan, dan tingkat konsumsi bahan bakar (Ditjen Perhubungan Darat, 1996).
2.5     Gambaran Umum PERUM DAMRI ( Sejarah Perusahaan dan Operasi Perusahaan )
Pimpinan Umum Perusahan Negara” (BPUPN) berdasarkan PP No.233 tahun 1961, yang kemudian pada tahun 1965 BPUPN dihapus dan DAMRI ditetapkan menjadi Perusahaan Negara (PN). PERUM DAMRI lahir dalam kancah revolusi perjuangan rakyat Indonesia merebut kembali kemerdekaanya dari agresi kolonialis Belanda. Berawal dari zaman pendudukan Jepang di Indonesia tahun 1943. Saat itu, terdapat dua perusahaan angkutan JAWA UNYU ZIGYOSHA dan ZIDHOSA SOKYOKU. Zigyosha mengkhususkan diri pada jasa angkutan barang dengan truk, gerobak/cikar, sementara Sokyoku untuk angkutan penumpang dengan kendaraan bermotor/bus. Tahun 1945, setelah Indonesia merdeka, dibawah pengelolaan Kementrian Perhoeboengan RI, JAWA UNYU ZIGYHOSA berubah nama menjadi “Djawatan Pengangkoetan” untuk angkutan barang dan ZIDHOSA SOKYOKU beralih menjadi “Djawatan Angkoetan Darat” untuk angkutan penumpang. Pada 25 November 1946, kedua jawatan itu digabungkan, berdasarkan Makloemat Menteri Perhoeboengan RI No.01/DAM/46 dibentuklah “Djawatan Angkoetan Motor Republik Indonesia” disingkat DAMRI, dengan tugas utama menyelengggarakan pengangkutan darat dengan bus, truk, dan angkutan bermotor lainnya. Tugas ini pulalah yang menjadikan semangat “Kesejarahan “ DAMRI yang telah memainkan peranan aktif dalam kiprah perjuangan mempertahankan kemerdekaan melawan agresi militer Belanda di Jawa. Tahun 1961, terjadi peralihan status DAMRI menjadi
Badan Kemudian tahun 1982, Damri beralih status menjadi Perusahaan Umum (PERUM) berdasarkan PP No.30 tahun 1984, selanjutnya dengan PP No.31 Tahun 2002, hingga saat ini. Dimana PERUM DAMRI diberi tugas dan wewenang untuk menyelenggarakan jasa angkutan umum untuk penumpang dan atau barang diatas jalan dengan kendaraan bermotor. Berdasarkan Peraturan Pemerintah NO. 31 tahun 2002, maksud dan tujuan DAMRI adalah turut melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan program pemerintah di bidang ekonomi serta pembangunan nasional pada umumnya, khususnya di sub sector perhubungan darat dengan armada bus dan truk serta tetap memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan. Untuk mencapai tujuan perusahaan, setiap insan DAMRI memiliki sikap bekerja keras, jujur (terbuka) dan pantang menyerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dan mempertahankan kemandirian perusahaan dengan menciptakan suasana damai melalui kerja sama, sama-sama bekerja dalam kebersamaan, serta dapat memberikan rasa aman dengan menjaga lingkungan kerja yang menyenangkan dan perilaku Ramah dilandasi kekuatan iman dan taqwa.
Saat ini, DAMRI mempunyai tujuh jenis pelayanan pelayanan jasa transportasi yang beroperasi menjelajahi berbagai kota dan daratan, tersebar di 74 kota dan daerah di seluruh Indonesia. Adapun untuk kantor pusat DAMRI berlokasi di JL. Matraman Raya No.25, Jakarta Timur dan untuk kantor cabang, DAMRI mempunyai empat kantor cabang yang terbagi wilayah (Jakarta, Semarang, Surabaya, dan Jayapura) ditambah dengan 46 stasiun agen DAMRI yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia.
2.5.1        Visi dan Misi Perusahaan
Visi
Menjadi penyedia jasa angkutan jalan raya yang aman, handal, terjangkau serta unggul dalam kinerjanya
Misi
Menyediakan jasa angkutan jalan raya unggulan berkelas dunia yang memuaskan pengguna jasa, pemilik DAMRI, pegawai, masyarakat yang berkepentingan dan meningkatkan nilai DAMRI.
2.5.2        Kegiatan Usaha
1. Kegiatan komersial
Kegiatan komersial merupakan kegiatan operasional yang diarahkan untuk memperoleh keuntungan dengan tidak mengesampingkan pelayanan kepada masyarakat umum yang meliputi beberapa pelayanan angkutan.
2. Angkutan Kota
Pelayanan dalam jaringan trayek kota (dalam wilayah kota, ibukota propinsi, dan kebupaten). Jaringan pelayanan meliputi 13 kota besar di pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan.
3. Angkutan Antar Kota 
Pelayanan dalam jaringan trayek Antar kota, Antar propinsi (AKAP) dan meliputi Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP). Jaringan pelayanan meliputi 13 kota besar di Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.

4. Angkutan Antar Negara
DAMRI mempelopori transportasi lintas-batas antar Negara Indonesia Malaysia. Dengan melayani trayek dari Pontianak (Indonesia) tujuan Kuching (Malaysia)
5. Angkutan Wisata
Pelayanan transportasi wisata untuk menunjang pelayanan pariwisata Indonesia, Pelayanan bus wisata terdapat di Jakarta, Yogyakarta, dan Denpasar dari dan ke daerah-daerah wisata yang tidak terbatas oleh wilayah administrasi atau untuk keperluan keluarga maupun sosial.
6. Angkutan Khusus Bandara
Unit Angkutan Khusus Bandara Perum DAMRI merupakan salah satu segmen pelayanan yang saat ini beroperasi dari dan ke Bandara Soekarno-Hatta. Malayani trayek strategis di wilayah Jabotabek dengan 12 trayek (Blok M, Gambir, Kemayoran, Rawamangun, Bekasi, Kampung Rambutan, Pasar Minggu, Lebak Bulus, Bogor, Lippo Cikarang, Merak, dan Jababeka). Di Surabaya melayani trayek Bandara Juanda-Tanjung Perak. Pelayanan yang berorientasi pada kepuasan pelanggan ini akan terus memberikan pelayanan terbaiknya dengan tarv relatif murah, aman, dan nyaman.
7. Angkutan Transit dan Paket
Pelayanan transit bagi penumpang yang akan melanjutkan perjalanan lanjutan dan angkutan paket yang berlikasi di Jakarta. Disamping melayani angkutan paket regular juga melakukan kerja sama dengan PT. Pos Indonesia untuk tujuan Medan, Dumai, Suarabaya, dan Mataram.
8. Kegiatan Penugasan Pemerintah
Pelayanan dalam angkutan ke daerah-daerah terisolir sebagai angkutan perintis, dimana daerah tersebut tidak tersedia sarana angkutan yang memadai dengan tariff yang terjangkau. Kegiatan ini meliputi 22 kota yang tersebar di 13 propinsi terutama Indonesia bagian timur.
2.5.3        Struktur Organisasi Perusahaan dan Uraian Tugas
Struktur Organisasi merupakan hal yang sangat penting didalam suatu Perusahaan. Struktur Organisasi memberikan gambaran posisi serta pembagian tugas seseorang didalam sebuah perusahaan, sehingga mereka dapat mengerti posisi serta tugas apa yang akan mereka kerjakan. Dengan adanya struktur organisasi yang baik maka fungsi-fungsi manajemen dapat dijalankan dengan baik pula.
Struktur organisasi PERUM DAMRI merupakan struktur organisasi fungsional, yaitu tiap dalam struktur tersebut, terbagi atas divisi-divisi yang menjalankan peran dan fungsi kerja masing-masing. Berikut adalah struktur organisasi PERUM DAMRI.


2.6 Trayek
TRAYEK YANG DILAYANI DAMRI BANDUNG

I. CICAHEUM - CIBEUREUM
Dari CICAHEUM
Cicaheum - A. Yani - Cicadas - Jl. Kiara Condong - Jl. Jakarta - Persib - Kosambi - Asia Afrika - Alun2 - Jl. Sudirman - Andir - Bunderan - Batas Kota - Rajawali - Elang.
   Dari CIBEUREUM
Elang - Rajawali - Andir - Kebon Jati - Stasion - Pasar Baru - Viaduct - Braga - Lembong - Veteran - Kosambi - A. Yani - Cicadas - Cicaheum.

II. LEDENG - LEUWI PANJANG
   Dari LEDENG
Ledeng - UPI -Geger Kalong - Suka Jadi - Pasir Kaliki - Pajajaran - Cicendo - Gedung Pakuan - Via Duct - Braga - Suniaraja - Pasar Baru - Otista - Tegal Lega - BKR - Leuwi Panjang.
   Dari LEUWI PANJANG
Leuwi Panjang - Kopo - Pasir Koja - Astana Anyar - Gardu Jati - Pasir Kaliki - RS. Hasan Sadikin - Suka Jadi - Setia Budi - Ledeng.

V. DIPATIUKUR - LEUWIPANJANG
   Dari DIPATIUKUR
Dipatiukur - Simpang Dago - Ir. H Juanda - Merdeka- BIP - Balai Kota - Braga - Suniaraja (Viaduct) - Pasar Baru - Otista - Tegalega - BKR - Leuwi Panjang.
   Dari LEUWIPANJANG
Leuwi Panjang - Kopo - Pasir Koja - Astana Anyar - Gardu Jati - Kebon Jati - Setasiun KA - Viaduct - Wastu Kencana - Riau - BIP - Ir. H Juanda - Dipatiukur.

VI. ELANG - CIBIRU
   Dari ELANG (Cibeureum)
Elang - Holis - Caringin - Leuwi Panjang - Cigereleng - LPKIA - Buah Batu - Samsat - RS Al Islam - Gede Bage - Polda - Cibiru.
   Dari CIBIRU
Cibiru - Polda - Gede Bage - Metro - Samsat - Buah Batu - LEN - Cigereleng - Leuwi Panjang - Caringin - Holis - Bunderan - Elang.

VI. ELANG - JATINAGOR (via TOL)
   Dari ELANG (Cibeureum)
Elang - Holis - Caringin - Leuwi Panjang - Cigereleng - Moh Toha - Tol Padaleunyi - Cileunyi - IPDN - Ikopin - Unpad (Jatinangor)
   Dari JATINANGOR
Unpad (Jatinangor) - Ikopin - IPDN - Cileunyi - Tol Padaleunyi - Moh Toha - Cigereleng - Leuwi Panjang - Caringin -  Holis - Elang.
 
VII. DIPATIUKUR - JATINANGOR (via TOL)
Dari DIPATIUKUR
Dipatiukur - Gasibu (Gd Sate) - Diponegoro - Supratman - A Yani - RE Martadinata - Laswi - Tegalega - Moh Toha - Tol Padaleunyi - Cileunyi - IPDN - Ikopin - Unpad (Jatinangor)
   Dari JATINANGOR
Unpad (Jatinangor) - Ikopin - IPDN - Cileunyi - Tol Padaleunyi - Moh Toha - Cigereleng - Tegalega - Laswi - Sukabumi - Supratman - Gasibu - Surapati - Arya Jipang - Dipatiukur.

VIII. TANJUNGSARI - KEBONKELAPA
    Dari TANJUNG SARI
Tanjungsari - Unpad (Jatinangor) - Ikopin - IPDN - Cileunyi - Cinunuk - Cibiru - Polda - Gede Bage - Metro - Samsat - Buah Batu - LEN - Cigereleng - Moh Toha - Tegalega - Kebonkelapa.
   Dari KEBONKELAPA
Kebonkelapa - Pungkur - Karapitan - Gurame - Lodaya - RS Muhamadiyah - Horizon - Buah Batu - Soekarno Hatta - Samsat - RS Al Islam - Gede Bage - Polda - Cibiru - Cinunuk - Cileunyi - IPDN - Ikopin - Unpad (Jatinangor) - Tanjungsari.
(untuk pelayanan AC, dari Kebon kelapa - Alun alun - Dalem Kaum - Lengkong Kecil - Cikawao - Buahbatu - Lodaya, selanjutnya satu jalur dengan Non AC )

IX. CICAHEUM - LEUWIPANJANG
   Dari CICAHEUM
Cicaheum - A. Yani - Cicadas - Jl. Kiara Condong - Jl. Jakarta - Persib - Kosambi - Asia Afrika - Alun2 - Otista - Tegal Lega - BKR - Leuwi Panjang.
   Dari LEUWIPANJANG
Leuwi Panjang - Kopo - Pasir Koja - Pungkur - Kebonkelapa - Dewi Sartika - Alun alun - Banceuy - ABC - Cikapundung - Naripan - Sunda - Veteran - Kosambi - A. Yani - Cicadas - Cicaheum.

XI. CIBIRU - KEBONKELAPA
    Dari CIBIRU
Cibiru - Ujung Berung - Sukamiskin - Cicaheum - A. Yani - Cicadas - Jl. Kiara Condong - Jl. Jakarta - Persib - Kosambi - Asia Afrika - Alun2 - Otista - Pungkur - Kebonkelapa.
   Dari KEBONKELAPA
Kebonkelapa - Dewi Sartika - Alun alun - Banceuy - ABC - Cikapundung - Naripan - Sunda - Veteran - Kosambi - A. Yani - Cicadas - Cicaheum - Sukamiskin - Ujung Berung - Cibiru.


XI. CIBIRU - LEUWIPANJANG
   Dari CIBIRU
Cibiru - Ujung Berung - Sukamiskin - Cicaheum - A. Yani - Cicadas - Jl. Kiara Condong - Jl. Jakarta - Persib - Kosambi - Asia Afrika - Alun2 - Otista - Tegal Lega - BKR - Leuwi Panjang.
   Dari  LEUWIPANJANG
 Leuwi Panjang - Kopo - Pasir Koja - Pungkur - Kebonkelapa - Dewi Sartika - Alun alun - Banceuy - ABC - Cikapundung - Naripan - Sunda - Veteran - Kosambi - A. Yani - Cicadas - Cicaheum - Sukamiskin - Ujung Berung - Cibiru.

XV. CIBURUY - ALUN ALUN
   Dari CIBURUY
Ciburuy - Padalarang - Cimareme - Gadobangkong - Cimahi - Cibabat - Cimindi - Rajawali - Garuda -  Sudirman - Jamika - Pasirkoja - Pungkur - Kebonkelapa - Dewisartika - Alun alun.
   Dari ALUN ALUN
Alun alun - Sudirman - Andir - Bunderan - Cibeureum - Cimindi - Cimahi - Gadobangkong - Cimareme - Padalarang - Cibruruy.

KBP - ALUN ALUN
   Dari KBP
Kota Baru - Tol Pasteur - Jl. dr. Junjunan - Cihampelas - Wastukencana - Merdeka - Lembong - Tamblong - Asia Afrika - Alun Alun.
   Dari Alun Alun
Alun Alun - Sudirman - Gardu Jati - Pasir Kaliki - dr Junjunan - Tol Pasteur - Kota Baru.

2.7 TARIF DAN RUTE DAMRI
TRAYEK
RUTE
BIS
HARGA TIKET
TRAYEK 1

CICAHEUM - CIBEUREUM
>>Terminal Cicaheum - Jl. Ahmad Yani - Cicadas (Ahmad Yani) - Jl. Kiara Condong - Jl. Jakarta - Jl. Ahmad Yani - Pasar Kosambi (Ahmad Yani) - Jl. Asia Afrika - Alun-Alun - Jl. Sudirman
<<Jl. Rajawali - Jl. Kebon Jati- Jl. Suniaraja - Jl. Lembong - Jl. Veteran - Jl. Ahmad Yani - Pasar Kosambi (Ahmad Yani) - Cicadas (Ahmad Yani) - Terminal Cicaheum
EKONOMI
AC
EKONOMI: Rp. 2.000,-
AC:
Rp. 3.500,-
TRAYEK 2
LEUWI PANJANG - LEDENG
>>Terminal Leuwi Panjang - Jl. Kopo - Jl. Pasir Koja - Jl. Astana Anyar - Jl. Gardu Jati - Jl. Kebon Jati - Jl. Pasir Kaliki - Jl. Sukajadi - Jl. Setiabudi - Terminal Ledeng
<<Terminal Ledeng - Jl. Setiabudi - Jl. Sukaasih - Jl. Sukajadi - Jl. Pasir Kaliki - Jl. Kebon Jati - Jl. Otto Iskandardinata (Otista) - Lapangan Tegalega - Jl. Moh. Hatta - Jl. Sukarno-Hatta - Terminal Leuwi Panjang
EKONOMI
AC
EKONOMI: Rp. 2.000,-
AC:
Rp. 3.500,-
TRAYEK 4 (kemungkinan sudah tidak ada)
KIARA CONDONG - CIROYOM
>>Kiaracondong - Jl. Jakarta - Jl. A.Yani - JL. RE. Martadinata (Riau) - Jl. Merdeka - Jl. Wastu Kencana - Jl. Pajajaran - Jl. Cicendo - Jl. Kebon Kawung - Stasiun Bandung - Jl. Pasir Kaliki - Jl. Pajajaran - Jl. Abdul Rahman Saleh - Jatayu
<<Jatayu - Jl. Arjuna - Jl. Pajajaran - Jl. Wastukencana - Jl. RE. Martadinata (Riau) - Jl. A.Yani - Kiaracondong
EKONOMI
EKONOMI: Rp. 2.000,-
TRAYEK 5
DIPATI UKUR - LEUWI PANJANG
>>Dipati Ukur - Jl. Ir. H. Juanda (Dago) - Jl. Merdeka - BIP (Merdeka) - Jl. Suniaraja - Jl. Otto Iskandardinata (Otista) - Jl. Moh. Toha - Jl. Sukarno-Hatta - Terminal Leuwi Panjang
<<Terminal Leuwi Panjang - Jl. Kopo - Jl. Pasir Koja - Jl. Astana Anyar - Jl. Gardu Jati - Jl. Kebon Jati - Terminal Stasiun - Jl. Suniaraja - Jl. Stasiun Timur - Viaduct - Jl. Wastu Kencana - Jl. RE. Martadinata (Riau) - Jl. Ir. H. Juanda (Dago) - Dipati Ukur
EKONOMI
EKONOMI: Rp. 2.000,-
TRAYEK 6
ELANG - CIBIRU
>>Elang - Jl. Rajawali - Jl. Garuda - Jl. Sudirman - Jl. Sukarno-Hatta - Cibiru - Cileunyi - Jatinangor
<<Jatinangor - Sayang - Rancaekek - Cileunyi - Percobaan - Cibiru - Jl. Sukarno-Hatta - Elang
EKONOMI
EKONOMI: Rp. 2.000,-
TRAYEK 6A
ELANG - JATINANGOR
(VIA TOL)
>>Elang - Jl. Rajawali - Jl. Garuda - Jl. Sudirman - Jl. Sukarno-Hatta - Tol Padaleunyi - Gerbang Tol Cileunyi - Jatinangor
<<Jatinangor - Sayang - Rancaekek - Gerbang Tol Cileunyi - Tol Padaleunyi - Jl. Sukarno-Hatta - Elang
EKONOMI
EKONOMI: Rp. 3.500,-
AC:
Rp. 4.500,-




TRAYEK 7
DIPATI UKUR - JATINANGOR
(VIA TOL)
>>Dipati Ukur - Jl. Ir. H. Juanda (Dago) - BIP - Jl. Merdeka - Viaduct - Jl. Otto Iskandardinata - Lapangan Tegalega - Jl. Moh. Toha - Tol Padaleunyi - Cileunyi - Jatinangor

<<Jatinangor - Cileunyi - Tol Padaleunyi - Jl. Moh. Toha - Jl. Astana Anyar - Jl. Gardu Jati - Jl. Kebon Jati - Jl. Suniaraja - Viaduct - Jl. Wastu Kencana - Jl. Ir. H. Juanda (Dago) - Dipati Ukur
EKONOMI & AC
EKONOMI: Rp. 3.500,-
AC:
Rp. 4.500,-
TRAYEK 8
KEBON KELAPA - TANJUNG SARI
>>Terminal Kebon Kelapa - Jl. Moh. Toha - Pungkur - Jl. Karapitan - Jl. Buah Batu - Jl. Sukarno Hatta - Cibiru - Cileunyi - Jatinangor - Tanjung Sari
<<Tanjung Sari - Jatinangor - Cileunyi - Cibiru - Jl. Sukarno Hatta - Jl. Moh. Toha - Terminal Kebon Kelapa
EKONOMI
&
AC
EKONOMI: Rp. 2.000,-
AC:
Rp. 2.500,-
TRAYEK 9
CICAHEUM - LEUWI PANJANG
>>Terminal Cicaheum - Jl. Ahmad Yani - Cicadas (Ahmad Yani) - Jl. Kiara Condong - Jl. Jakarta - Jl. Ahmad Yani - Pasar Kosambi (Ahmad Yani) - Jl. Asia Afrika - Alun-Alun - Jl. Sudirman - Jl. Otto Iskandardinata (Otista) - Jl. Moh. Toha - Jl. Sukarno Hatta - Terminal Leuwi Panjang
<<Terminal Leuwi Panjang - Jl. Kopo - Jl. Pasir.Koja - Jl. Pungkur - Jl. Dewi Sartika - Alun-Alun - Jl. Banceuy - Cikapundung - Jl. Naripan - Jl. Sunda - Jl. Veteran - Jl. A.Yani - Kosambi - Cicadas - Terminal Cicaheum
EKONOMI
&
AC
EKONOMI: Rp. 2.000,-
AC:
Rp. 3.500,-
TRAYEK 11
CIBIRU - KEBON KELAPA
>>Cibiru - Jl. A.H. Nasution - Pasar Ujung Berung (Nasution) - Sindang Laya (Nasution) - Terminal Cicaheum - Jl. Ahmad Yani - Cicadas (Ahmad Yani) - Pasar Kosambi (Ahmad Yani) - Jl. Asia Afrika - Alun-Alun - Jl. Sudirman - Jl. Otto Iskandardinata (Otista) - Jl. Pungkur - Terminal Kebon Kelapa
<<Terminal Kebon Kelapa - Jl. Dewi Sartika - Alun-Alun - Jl. Asia Afrika - Jl. Banceuy - Jl. ABC - Jl. Naripan - Jl. Sunda - Jl. Veteran - Jl. Ahmad Yani - Pasar Kosambi (Ahmad Yani) - Cicadas (Ahmad Yani) - Terminal Cicaheum
AC
AC:
Rp. 3.500,-
TRAYEK 14
(kemungkinan sudah tidak ada)
KIARA CONDONG - SARIJADI
>>Kiaracondong - Jl. Sukarno-Hatta - Jl. Buah Batu - Lingkar Selatan - Jl. RE. Martadinata (Riau) - Jl. Merdeka - BIP - Jl. Wastu Kencana - Jl. Pajajaran - Jl. Cihampelas - Jl. Rivai - Jl. Otten - Pasteur - Sarijadi
<<Sarijadi - Jl. Surya Sumantri - Pasteur - Jl. Otten - Jl. Wastu Kencana - Jl. RE. Martadinata (Riau) - Lingkar Selatan - Jl. Buah Batu - JL. Sukarno-Hatta - Kiara Condong
EKONOMI
EKONOMI: Rp. 2.000,-
TRAYEK 15
ALUN-ALUN - CIBURUY
>>Alun-Alun - Jl. Sudirman - Cimindi - Cimahi - Padalarang
<<Padalarang - Cimahi - Cimindi - Jl. Rajawali - JL. Garuda - JL. Sudirman - Jl. Jamika - Jl. Pasir Koja - Jl. Pungkur - Jl. Dewi Sartika - Alun-Alun
EKONOMI
EKONOMI: Rp. 2.000,-
TRAYEK
KOTA BARU PARAHYANGAN
>>Kota Baru Parahyangan - Tol Padaleunyi - Jl. Sukarno-Hatta - Terminal Leuwi Panjang
<<Terminal Leuwi Panjang - Jl. Sukarno-Hatta- Tol Padaleunyi - Padalarang - Kota Baru Parahyangan
AC
AC:
Rp. 5.000,-


BAB III
METODA PELAKSANA STUDI SURVEY
3.1    Pengertian
Penelitian survey merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang diajukan pada responden. Dalam penelitian survey , peneliti meneliti karakteristik atau hubungan sebab akibat antar variabel tanpa adanya intervensi peneliti (wikipedia).
Penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sample dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Singarimbun, 1998).
Sumber lain menyebutkan bahwa Penelitian Survey adalah jenis penelitian dengan cara mengumpulkan data baik berupa informasi, pendapat atau karakteristik dari sekelompok responden yang representative terhadap penelitian tersebut.
Jadi, Penelitian Survey adalah jenis penelitian dengan cara mengumpulkan data berupa informasi dari sekelompok responden yang representative terhadap penelitian tersebut.
Penelitian survey yang terkenal adalah dengan The Gallup Poll yang dimaksudkan untuk mengetahui pendapat masyarakat. (Prof. Dr. Suharsimi Arikunto)
3.2         Tujuan Survey
-       Untuk memperoleh fakta dari gejala yang ada
-       Mencari keterangan secara faktual dari suatu kelompok, daerah dsb.
-       Melakukan evaluasi serta perbandingan terhadap hal yang telah dilakukan orang lain dalam menangani hal yang serupa
-       Dilakukan terhadap sejumlah individu / unit baik secara sensus maupun secara sampel
-       Hasilnya untuk pembuatan rencana dan pengambilan keputusan
3.3         Lokasi Pelakasanaan
Survey ini  di dilakukan pada angkutan umum (DAMRI),dengan trayek koridor 2 yaitu Terminal Leuwi Panjang sampai dengan terminal Ledeng .kota Bandung Provinsi Jawa Barat


3.4         Waktu Pelaksanaan Survey
peneliti melakukan survey untuk data primer yaitu tiga hari dalam waktu seminggu,adapun hari yang di pilih untuk survey ,antara lain selasa,rabu dan sabtu.dan untuk data sekunder surveyor langsung mendatangi pihak yang terkait yaitu PERUM DAMRI kota bandung.
3.5         Peralatan Survey
Peralatan survei yang digunakan pada survey ini adalah sebagai berikut:
1)    Alat tulis
2)    Format data survei angkutan umum
3)    Kamera (kita gunakan camera handphone)
3.6  Tahapan Survey
Ada pun dalam melakukan skurvey ini ,surveyor tidak menggunakan panduan dari pihak Damri,mengingat hal ini merupakan observasi langsung di di lapangan.Tetapi untuk data sekunder kita mendatangi Kantor Pusat DAMRI,karena hal itu merupakan aset dari perusahaan tersebut.
3.7 Data Primer
Merupakan data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti langsung dari responden ( Supramono,1995 ). Sumber data primer dalam penulisan Tugas akhir adalah Studi waktu tempuh Hambatan perjalan Angkutan Umum di Kota Bandung melalui observasi langsung terhadap Perjalanan kendaraan umum dari terminal keberangkatan samapai dengan terminal tujuan akhir.(Moh.Nazir,1983) Mengingat keterbatasan kemampuan, waktu, dan biaya, maka peneliti melakukan studi secara langsung di lapangan mengingat kekawatiran utuk data yang yang diperolah tidak sesuai  yang di harapakan,dan di lakukan tiga hari dalam waktu seminggu.
3.8  Data sekunder
Merupakan data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi yaitu diolah dan disajikan oleh pihak lain ( Supramono,1995 ). meliputi :
·      Studi pustaka
·      Data kendaraan dari Perum Damri
·      Site plan lokasi trayek
·      Peraturan Pemerintah Tentang Perusahaan Umum (PERUM)



BAB IV
HASIL STUDI DAN PEMBAHASAN

4.1 Jenis Jenis hambatan perjalanan (opertor ,jalan dan lampu lalu lintas)
4.1.1 Pengemudi (operator)
Gambaran umum yang surveyor lihat ,Pada studi kasus yang di lakukan surveyor memang banyak hal – hal yang menjadi hambatan didalam menuju terminal tujuan.jika di tinjau dari operator ada beberapa operator damri melakukan hal yang tidak sesuai,dan lebih banyak dari mereka sudah baik untuk di contoh sebagai pengemudi kendaraan umum.dan merka rata rata sudah sangat berpengalaman di dalam mengemudi .walaupun kondisi kendaraan yang dikemudinya sudah lanjut usia juga.
4.1.2 Jalan Raya
Mengenai jalan raya memang untuk kota bandung masih banyak yang perlu kita ketahui kondisinya belum memadai.karena kondisi jalan masih banyak yang kurang baik.dan juga pertumbuhan kendaraan sudah melebihi batas maksimum .Produsen kendaraan tidak mengimbangi pertumbuhan jalan raya.konsumen juga tidak perduli dengan hal ini maka hal hal seperti ini menjadi hal yang tak mudah untuk di selesaikan secara sepihak.adapun juga jalur yang digunakan untuk damri itu sama dengan pengguna jalan lainya,dan ada baiknya jalur yang digunakan terpisah dengan jalur yang lainnya.tetapi hal ini belum bisa kita nikmati karena hal yang paling penting juga masih dalam proses yang belum bisa di tentukan dengan waktu kapan hal tersebut bisa terlaksana.
4.1.3 Lalu lintas
Traffic light merupakan bagian hal yang terpenting didalam kelancaran kendaraan mencapai tujuan .di kota bandung masih banyak pelanggaran lalu lintas  yang di sebabkan   masyrakat dan pengguna kendaraan yang tidak tertib.terkadang sudah di sediakan jembatan penyeberangan jalan tetapi tidak digunakan sebagai fungsinya,melainkan di huni para gepeng ,sebenarnya hal ini tidak terjadi tetapi hal ini merupakan pemandangan kesharian dijalan raya.dan hal ini menyebabkan kemacetan lalu lintas. Adalah tingkat kelancaran kendaraan diukur dengan lamanya waktu untuk
menempuh perjalan tersebut, yang dibedakan sebagai berikut :
1.    Traffic delay
Hambatan lalu lintas yang terjadi dalam batas-batas wajar, misalnya suatu kendaraan yang harus menunggu kesempatan baik atau aman sewaktu akan mendahului kendaraan lain, atau membelok ataupun melewati persimpangan.
2.    Traffic Congestion
Kemacetan kendaraan yang diakibatkan kendaraan-kendaraan yang penuh melalui jalan dalam interval waktu yang agak lama.
3.    Penyebab Kemacetan Lalu Lintas
·      Tata kota dimana tata guna tanah yang tidak didasarkan pada Masterplan yang terarah atau Masterplan kota yang terlambat perencanaanya,menimbulkan “mixed land use”. Misalnya daerah perkotaan, gedung,kantor, perumahan, rumah sakit, poliklinik, letaknya dicampur aduk.
·      Bermacam-macam model angkutan ( mixed traffic ) seperti gerobak, becak, colt truk, dll merupakan angkutan umum yang vital.
4.2 Hambatan Perjalanan Karena Unsur Operator Angkutan Kota (Angkot)
Operator angkot memang juga menjadi sorotan ketika di perjalanan karena merka mayoritas tidak mematuhi lalulintas yang sudah tersedia,di mulai Angkutan Kota (angkot) yang tidak beraturan di dalam menaikan penumpang dan juga menurunkan penumpangnya,bahkan untuk menunggu penumpang .kebanyakan angkot ketika menunggu penumpang menggunakan badan jalan.dan hal ini tentu juga mengakibatan kemacetan. Pengguna angkutan umum seharusnya naik ke dan turun dari bus di tempat henti. Oleh karena itu tempat henti diperlukan keberadaannya disepanjang rute angkutan umum, dan harus ditempatkan sesuai dengan kebutuhan Peraturan Pemerintah RI No.41 Tahun 1993.Kenyataan di lapangan menunjukkan: tersedia/tidaknya lahan untuk membuat bus lay bys, ada/tidaknya trotoar, tingkat permintaan penumpangyang menentukan perlu/tidaknya lindungan, tingkat pelayanan jalan, cukup/ tidaknya lebar jalan.dan walaupun peraturan sudah tertuang jelas meraka tetap semaunya mereka.hal ini perlu perhatian khusus untuk menciptakan fungsi sistem transportasi secara baik.
 
4.4.1 kompilasi hasil survey pada perieode pagi,siang dan sore
GRAFIK 1 : HASIL SURVEY LAMA PERJALANAN DALAM MENIT (grafik tidak tersedia)

4.4.2 perhitungan rata –rata waktu tempuh ( periode pagi siang dan sore)
TRAYEK
SELASA
RABU
SABTU
JUMLAH
RATA-RATA JARAK TEMPUH
TERMINAL LEDENG - LEUWI PANJANG (PAGI)
60
49
68
177
59
TERMINAL LEUWI PANJANG - LEDENG (PAGI)
67
45
63
175
58






TRAYEK
SELASA
RABU
SABTU
JUMLAH
RATA-RATA JARAK TEMPUH
TERMINAL LEDENG - LEUWI PAJANG (SIANG)
55
81
67
203
68
TERMINAL LEUWI PANJANG - LEDENG (SIANG)
51
55
120
226
75






TRAYEK
SELASA
RABU
SABTU
JUMLAH
RATA-RATA JARAK TEMPUH
TERMINAL LEDENG - LEUWI PANJANG (SORE)
57
80
61
198
66
TERMINAL LEUWI PANJANG - LEDENG (SORE)
57
76
87
220
73

Sumber : survey lapangan bulan november

4.5 Pembahasan Hasil Studi
Dari analisa kedua peneliti bahwa masih banyak hal yang mesti kita benahi secara bersama sama,karena tanpa kebersamaan hal ini tidak akan tercapai ,pada pembahasan ini peneliti mengetahui kendala yang terjadi pada perjalanan dengan menggunakan angkutan umum (DAMRI).dengan rute terminal leuwi panjang dan terminal ledeng, dan juga sebaliknya. Angkutan umum yang lancar akan membuat roda ekonomi berputar lebih cepat, karena ia punya andil dalam kecepatan dan ketepatan penyerahan (delivery). Penyerahan bukan berarti delivery product, melainkan juga kecepatan dan ketepatan dalam menghadirkan si pelaku ekonomi. Kelambatan delivery ini sering membuat rentetan keterlambatan pada mata rantai produksi, dengan akibat mutu produksi akan menurun.
Angkutan umum juga secara langsung berpengaruh pada mutu penikmat jasanya, para pengguna angkutan umum. Buruknya pelayanan angkutan umum biasaya mempengaruhi produktifitas manusia yang sedang mengalami proses produksi. Proses produksi manusia tidak cuma bisa dihitung sejak dia masuk kantor sampai kembali ke rumah, namun sejak ia berangkat sampai ia pulang ke rumah, bahkan sejak ia bangun tidur sampaiia tertidur lelap kembali. Mutu pelayanan angkutan umum sangat terkait erat dengan mobilitas penduduk suatu wilayah, jika mobilitas penduduknya rendah, maka pelayanan angkutan umum akan relatif lebih baik. Tapi jika mobilitas manusianya tinggi, terutama jika tempat tinggal mereka jauh dari tempat bekerjanya, maka pelayanan angkutan umum akan relatif buruk.Dan memang tak bisa kita pungkiri bukan masalah  hambatan saja nyang perlu kita evaluasi mengenai halte juga sangat berpengaruh terhadap kelancaran didalam penataan ruang lingkup para penumpang.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Survey Transportasi merupakan hal yang sangat penting untuk meninjau sebuah kualitaas pelayanan Moda Transportasi, kita bisa memprediksi hal yang akan terjadi menggunakan hasil dari sebuah Survey, kemudian mengintegrasikan dengan perubahan yang terjadi dari tahun ketahun.
Perlunya kesadaran bagi semua pengguna jalan, karena kesadaran berlalu-lintas dan patuh terhadap undang-undang merupakan hal yang bagus untuk terciptanya efisiensi, dan keteraturan dalam lalu-lintas.
Pelayanan yang terdapat dalam Moda Transportasi harus selalu ditingkatkan dan diperbaiki, karena cepat, aman, nyaman dan murah merupakan hal yang paling diperlukan oleh masyarakat banyak, dan semoga Alat Transportasi yang sudah berumur diperbarui sehingga menimbulkan     minat masyarakat yang lebih tinggi terhadap transportasi umum, dan dapat me  ngalihkan dari pengguna mobil pribadi menjadi pengguna alat transportasi umum. 
5.2 Rekomendasi
1.      Untuk meningkatkan kinerja pola trayek/rute angkutan umum penumpang bus agar tercapai efektivitas dan peningkatan aksesibilitas disarankan untuk mengembangkan penataan ulang trayek/rute angkutan yang padat karena tumpang tindih dan tidak berhierarkhi dalam bentuk pengelolaan dengan jangka waktu pendek dan menengah;
2.      Untuk menata kawasan koridor yang berpotensi polusi akibat angkutan umum penumpang bus agar kualitas lingkungan tetap terjaga, maka disarankan pembatasan kawasan berpolusi dan kebisingan berdasarkan klasifikasi kawasan beresiko, moderat, dan aman yang dibarengi dengan upaya penggalangan untuk pembangunan kawasan hijau kota baik berupa jalur hijau jalan, taman kota, dan sabuk hijau kota untuk setiap kawasan;
3.      Adapun hal yang terpenting itu merupakan moda transportasi yang bersifat public sangat penting untuk di kembangkan.dan meremajakkan armada yang kurang layak untuk di pergunakan dalam angkutan umum.




Daftar Pustaka
-          khisty c.jontin  & lall B kent , Dasar - dasar Rekaya transportasi (edisi ketiga jilid 1) ,2006, erlangga : jakarta
-          Mansyur umar  , MODEL PENGELOLAAN TRANSPORTASI ANGKUTAN UMUM PENUMPANG NON-BUS BERKELANJUTAN KOTA MAKASSAR,sekolah pasca sarjana :Institu pertaniaan bogor
-          Hidayati nurul , REROUTING TRAYEK ANGKUTAN UMUM(Studi Kasus Angkutan Umum di DKI Jakarta),2007,institue teknologi Bandung.: jawa barat.
-          Data sekunder perum damri kota bandung.





















































LAMPIRAN









FORMAT SURVEY
STUDY WAKTU TEMPU DAN HAMBATAN PERJALANAN
ANGKUTAN KOTA DI KOTA BANDUNG


                NAMA TRAYEK : DAMRI
NO KODE             :

 
 
TANGGAL SURVEY                                 : 20 – 11-2012                                                                                                                        
HARI                                                              : SELASA
NAMA TRAYEK                                         : LEWI PANJANG - LEDENG
PERIODE WAKTU SURVEY                   : PAGI/SIANG/SORE
TERMINAL PEMBERANGKATAN       : TERMINAL LEDENG
TERMINAL TUJUAN                                : TEMINAL LEWI PANJANG
NO
NO POLISI
JAM BERANGKAT DR TERMINAL


JAM TIBA DITERMINAL TUJUAN
TITIK HAMBATAN/LOKASI
DURASI HAMBATAN
KASUS HAMBATAN
3
D 7549 AA
14.15 WIB
-       Jln Dr setiabudhi /depan FPTK

-       Jln Dr Oto iskandar / pasar baru trade center

-       Jln Dr oto iskandar dari persimpangan jln Pasirkoja


2 menit

5 menit


2 menit
1.          Tidak tertibnya lalulitas dari arah gegerkalong menuju jalan raya setiabudhi
2.         Badan jalan di gunakan sebagai lahan parkir,roda dua dan becak.ditambah aktivitas masuk dan keluar dari pasar baru trade center.
3.         Di sepajang jalan Otista 1 lajur jalan di gunakan sebagai pedang kaki lima.
Khusu sepanjang jalan otista,badan jalan digunkan sebagai lahan parkir dan pedagang kaki lima
15.10 WIB


PENANGGUNG JAWAB

SUDARTO
0900240